ASSALAMUALAIKUM WR. WB...... SELAMAT DATANG

KELOMPOK 13
PROAKTIF



Perubahan yang sempurna mustahil bagi orang-orang yang egois dan individualis... tanpa kerjasama tim kemenangan tidak akan ada sama sekali
.


Anggota Kelompok Proaktif :

Mardiyatun Nisyah (Koor.) F1B008048
Galih Dearisa F1B006085
Emma Amalia F1B008017
Muhlisoh F1B008067
Sri Wiyani F1B008102



GANBATTE!!!

Pesta Perubahan

Pesta Perubahan
ini adalah merupakan contoh dari pesta perubahan

BAB 13 PESTA PERUBAHAN

on Thursday, April 29, 2010

Setiap orang memaknai setiap perubahan berbeda-beda, ada yang menganggap bahwa perubahan tersebut merupakan suatu pesta yang harus diterima dan dirayakan dengan suka cita, dan ada pula yang menganggap bahwa perubahan adalah suatu bencana yang ditakuti dan ditolak keberadaannya.

Mungkin ada benarnya bahwa masyarakat tradisional lebih cerdas memaknai perubahan. Bagi mereka, kehidupan sudah ada yang mengatur dan perubahan adalah alat Sang Pencipta untuk membentuk kehidupan yang lebih baik agar manisia makin mengenalnya. Bisa kita contohkan, orang-orang Hindu di Bali ketika terjadi ledakan bom di depan Paddy’s Cafe di Pantai Legian. Mereka tidak membalasnya dengan amukan, kendati hidup mereka tiba-tiba berubah menjadi serba sulit. Orang-orang Bali tetap bersyukur dan menggelar ritual-ritual keagamaan dengan pakaian warna-warni dan musik ritual.

Dengan adanya dua sikap pernyataan diatas, maka pada bab ini akan membahas dua topik baru, yaitu bagaimana merancang agar perubahan dijadikan sesuatu yang menyenangkan dan bagaimana mengatasi dan mengenal pihak-pihak yang enggan datang ke pesta itu karena resisten terhadap perubahan.


MERANCANG SEBUAH PESTA

Disini diibaratkan bahwa perubahan adalah suatu pesta. Anda ditunjuk untuk merancang suatu pesta pernikahan, Anda dituntut untuk memilih jenis pesta seperti apa yang dapat mempengaruhi suasana pesta tersebut. Pilihan pertama adalah sebuah pesta yang akrab, saling menyapa, dan tamu merasa krasan di pesta tersebut. Sedangkan yang kedua adalah pesta resmi, yang datang sekedar untuk menyalami pengantin, makan sebentar lalu pulang.


Mana yang Anda pilih?

Rancangan suatu pesta tentu saja tidak bisa lepas dari tujuan yang hendak dicapai dan siapa audience atau sasarannya. Begitupun merancang sebuah perubahan harus jelas betul kita memisahkannya, apa tujuan dan siapa sasaranya. Kita tidak mungkin membuat pesta ke dalam untuk keluarga besar tetapi dengan suasana untuk kalangan eksternal. Harap diingat bahwa pesta perubahan lebih banyak ditunjukan ke dalam dan pesta itu sendiri memakan waktu yang panjang.

Untuk merancang sebuah pesta dibutuhkan TOPI PeSTA, TOPI PeSTA merupakan singkatan untuk menciptakan suasana pesta yang kita kehendaki, yaitu antara lain sebagai berikut:

  1. Tujuan/ pesan;

  2. Organizer;

  3. Peralatan pesta;

  4. Informasi;

  5. Penghibur;

  6. Suasana;

  7. Tata tertib;

  8. Artistik.

Kedelapan elemen ini sama pentingnya satu sama lain, sebab tanpa salah satunya ia tidak layak disebut pesta.


Tujuan/ Pesan yang Ingin Disampaikan

Tujuan dari pesta ini adalah menciptakan dukungan untuk suatu perubahan. Dukungan itu akan tampak pada kebersamaan, penerimaan, keterbukaan, inisiatif, usulan-usulan, semangat dan antuisme serat daya rekat organisasi.


Organizer

Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu team khusus yang merancang suasana dan acara. Ia mempersiapkan segalanya, mulai dari diagnosa masalah, suasana yang hendak dihasilkan, dimana saja, siapa saja yang terlibat, apa peralatan yang dibutuhkan, dan mengapa demikian.


Peralatan Pesta

Dibutuhkan adanya peralatan-peralatan pendukung seperti layaknya sebuah pesta: emblem, slogan dan yang lebih penting adalah orang. Orang tersebut haruslah terdiri dari para pemegang otoritas, mulai dari CEO, CFO. Wakil Presiden, General Manager, sampai para Manager dan supervisor. Mereka juga perlu membuat sayembara-sayembara yang dikompetisikan, yang adakalanya bisa melibatkan keluarga karyawan.


Informasi

Dari semua itu ada satu yang penting, yaitu penyebaran informasi. Informasi bersifat memberitahu, memberi semangat, menyortir, dan mendidik. Seorang pemimpin perubahan memimpin dengan informasi. Dengan adanya informasi maka dapat dijadikan suatu acuan langlah-langkah mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Informasi yang disampaikan harus bersifat mengajak dan bukan perintah.


Penghibur

Suatu pesta memerlukan suatu penghibur. Dalam suatu pesta penghibur bertujuan agar para tamu yang datang bisa terhibur dan senang dengan pesta tersebut. Begitu pula dengan suatu perubahan, penghibur ini bertujuan untuk memberikan kesan yang kuat terhadap perubahan yang terjadi.


Suasana

Untuk menjamin agar semua orang meras terundang dalam pesta tersebut, kita harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan. Atmosfer ini bisa bersifat fisik ( apa yang dirasakan, didengar, diucapkan, dilihat), tetapi juga kultural (bahasa tubuh, slogan, cerita, dan sebagainya).


Tata Tertib

Untuk menjadikan perubahan sebagai sebuah pesta dibutuhkan tata tertib yang dimengerti disepakati semua pihak.

Artistik

Sebuah pesta harus menarik dan arstistik. Tidak boleh sekedar asal jadi atau menjalankan target. Maka buatlah tema-tema yang mengugah dan artistik.pesta itu sendiri merupakan suatu alat. Yaitu, alat untuk membuat perubahan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Untuk membuat perubahn itu berhasil, tentu saja pemimpin perubahn tidak semata-mata mengedepankan pesta itu sendiri. Ada tujuh hal pokok yang perlu diperhatikan sebagai “core” dalam pesta perubahn yang akan dibahas berikut ini.

THE SEVEN ESSENTIALS OF ENCOURAGING

Kouzes & Posner (2003) memperkenalkan tujuh kunci utama untuk merangsang perubahan. Ketujuh kunci utama itu disebut sebagi The Seven Essentials of Encouraging, terdiri atas

  • Standar yang jelas

  • Standar yang sempurna

  • Perhatian

  • Personalisasi penghargaan

  • Rayakan keberhasilan bersama-sama

  • Berikan cerita

  • Berikan contoh


Mari kita bahas satu persatu berikut ini:


Tetapkan Standar yang Jelas

Supaya berhasil dalam menggerakan perasaan, sangat mutlak dibutuhkan kesamaan visi tentang standar yang harus dicapai. Standar itu bisa berupa sasaran, nilai-nilai, atau pun prinsip-prinsip.

Dengan mengumumkan standar yang jelas dan dimengerti semua orang, dan dengan mengaitkan prestasi dengan standar itu, para pemimpin menciptaka sebuah patokan untuk berprestrasi. Syaratnya, standar itui harus merangsang, menimbulkan aspirasi, dorongan-dorongan untuk pencapaian, dan merupakan sebuah standar yang menuju kepada sebuah kesempurnaan.


Harapan Kesempurnaan

Sebuah pesta perubahn akan berjalan menyenangkan apabila pemimpin memiliki keyakinan kuat bahwa para pengikutnya mau dan mampu mengerakan seluruh kekuatan. Dengan kata lain, harus ada asumsi bahwa apa pun peranan yang disandang oleh setiap orang, ada kepercayaan bahwa manusia dapat mencapai standar tinggi yang telah ditetapkan.


Berikan Perhatian

Pemimpin yang perhatian akan dikenal sebagai atasan yang bersahabat dan mengenal masalah-masalah para stafnya dengan jelas. Pemimpin memberikan perhatian seperti melakukan kunjungan rutin pada stafnya maka tidak ada lagi rasa takut dan curiga.


Personalisasi Pengakuan

Pengakuan atau penghargaan perlu diberikan untuk “mengingatkan kembali” atau sebuah upaya untuk meneguhkan seseorang. Pimpinan harus mengenali betul personal orang yang akan diberikan penghargaan. Dengan begitu pemimpin dapat memberikan penghargaan secara lebih special dan penuh makna (memorable).


Rayakan Keberhasilan Bersama

Setiap keberhasilan harus dirayakan. Perayaan tidak harus berupa pesta mewah. Di sinilah kita berbagi dengan sekelompok orang-orang yang berjasa dan layak diberi penghargaan.


Berikan Cerita

Perubahan akan semakin indah bila dilengkapi dengan cerita-cerita yang akan menggerakkan tindakan, menyentuh manusia, mengajarkan sesuatu, dan menimbulkan daya ingat yang kuat. Cerita dapt diberikan lewat seminar, pidato pimpinan, media massa, dsb.


Memberikan Contoh

Ketika pimpinan memberikan contoh maka bawahan dan para pengikutnya akan melakukan sesuatu tanpa beban. Karena mereka tahu pemimpinnya dapat ditiru, dan sebuah perlakuan yang adil sedang terjadi.


MENCIPTAKAN ATMOSFER UNTUK PERUBAHAN

Dalam menciptakan perubahan Anda perlu menciptakan atmosfer kondusif yang membuat semua orang bergerak beriringan dan melakukan perubahan dengan senang hati. Sebab, pada dasarnya bukan keengganan terhadap perubahan yang ada di manusia, melainkan ketidaknyamanan “diubah”.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menciptakan perubahan :

  1. Gunakan Bahasa Tubuh yang Bersahabat

Bahasa tubuh yang bersahabat akan sangat membantu orang-orang merasa nyaman berada di sekitar Anda. Wibawa Anda akan sangat ditentukan oleh bagaimana Anda menata bahasa tubuh Anda dengan baik.

  1. Gunakan Simbol-simbol Perubahan

Manusia berkomunikasi dengan symbol-simbol. Manusia dapat memahami simbo-simbol itu dengan baik, dan semakin tinggi tingkat yang dicapai seseorang, akan semakin simbolik komunikasinya. Contohnya seperti Ir. Soekarno menggunakan peci hitam dan seragam putih, tapi dilengkapi dengan bintang-bintang jasa dan tongkat komando untuk menyampaikan bahwa ialah panglima revolusi. Pendekatan budaya ini, kalau dilakukan dengan baik, dapat menciptakan atmosfer perubahan yang efektif.

  1. Gunakan pihak ketiga yang mereka sukai dan hormati

Orang-orang ketiga yang kredibel, punya keahlian khusus, jujur, dikenal luas, dan enak dilihat, dapat digunakan atau dimintakan bantuannya untuk mencairkan suasana. Orang-orang yang selama ini mereka kenal lewat media massa akan menimbulkan kekaguman, asalkan betul-betul ahli dan tidak berbicara bias. Ucapan-ucapan mereka biasanya jauh lebih didengar daripada diucapkan oleh orang dalam. Orang luar yang independen dan kredibel dianggap tak punya conflicting of interest. Suasana yang tercipta harus relaks dan menyenangkan agar semua pihak dapat menerimanya dengan pikiran yang bersih dan bersahabat.

4. Berikan pelatihan lintas sektoral

Kemampuan untuk berubah akan sangat ditentukan oleh input yang mereka miliki. Pelatihan adalah alat yang bagus untuk mengisi kepala para pengikut, apalagi bila diberikan secara lintas sektoral sehingga mereka paham apa yang terjadi di divisi/unit bisnis lainnya.

5. Kirim mereka keluar

Pada dasarnya, manusia memang senang diajak jalan-jalan. Dengan melihat hal-hal baru yang terjadi di luar, sikap seseotang bisa menjadi lebih positif. “perkawinan pemikiran” dengan dunia luar diyakini akan membuat cara seseorang melihat persoalan lebih baik. Dengan melihat hal-hal yang terjadi di luar lingkungan mereka sehari-hari, mereka akan berefleksi yaitu bercermin betapa tertinggalnya mereka kalau tidak berubah.

6. Temukan kehebatan bawahan

Kita membuka kuping lebar-lebar untuk mencari kehebatan-kehebatan atau karya-karya luar biasa yang dilakukan kolega, anak buah atau bawahan-bawahan kita. Tapi cobalah memberikan penghargaan terhadap hal-hal yang kita anggap biasa saja. Pasti mereka akan lebih bersemangat memberikan yang lebih baik lagi.

7. Ganti bagian-bagian tertentu

Mulailah perubahan dengan mengganti bagian-bagian fisik tertentu dalam perusahaan. Atmosfer baru ini harus diikuti langkah-langkah yang jelas serta visi yang dimengerti oleh semua pihak. Ruangan baru menuntut cara-cara baru dalam bekerja. Jangan malas untuk melakukan inspeksi yang bersahabat sambil menyalami, mendengarkan, berdialog, makan bersama dan mendampingi mereka. Tapi yang lebih penting lagi adalah perubahan harus segera digelindingkan.

8. Tumbuhkan kepercayaan

Perubahan pasti menimbulkan kecurigaan-kecurigaan. Maka sedari awal bekerjalah dengan kepercayaan. Jangan bangun sikap “angker” dan berjarak. Semakin besar kepercayaan akan semakin besar pula kemungkinan untuk tercipta perubahan.

Kepercayaan harus ditumbuhkan, ia bukan sesuatu yang dapat diperoleh secara cuma-cuma. Semakin sering anda mengunjungi mereka, akan semakin besar rasa percaya di antara mereka. Kepercayaan adalah fungsi dari waktu, yaitu berapa banyak waktu yang anda berikan. Semakin banyak waktu yang anda berikan, anda akan dinilai semakin peduli. Semakin peduli artinya semakin dipercaya.

9. Berikan “Ownership” perubahan pada mereka

Perubahan memang agenda penting anda, tetapi ia tidak akan pernah berhasil dengan baik bila hanya menjadi milik anda sepenuhnya. Maka berikan atau alihkan kepemilikan (ownership) perubahan itu dari tangan anda, lalu kepada seluruh karyawan. Jangan segan-segan melakukannya berkali-kali. Alihkan kepemilikan lewat berbagai pertemuan rutin dan berikan mereka inisiatif untuk memeloporinya. Sekali lagi ingatlah, bukan keengganan untuk berubah yang ada pada manusia, melainkan keengganan untuk “diubah”.

10. Tunjukkan bahwa perubahan menguntungkan semua pihak

Pemimpin harus mampu menunjukkan pada semua bawahannya bahwa perubahan itu, kalau berhasil, akan sangat bermanfaat bagi mereka semua. Jangan hanya menggunakan perspektif perusahaan atau alasan, melainkan gunakan perspektif bersama. Jangan menggunakan kalimat perintah satu arah, tetapi selalu berikan “alasan-alasan kebersamaan” sebagai dasar suatu ketentuan.

Dengan prinsip ini maka sebagai timbal balik perusahaan harus rela memberikan “bahan bakar” senyuman kepada karyawan berupa bonus atau penghargaan-penghargaan lainnya bila perubahan mulai membuahkan hasil. Karena perubahan adalah milik bersama maka mereka pun berhak menikmatinya bersama-sama pula.

11. Lakukan pertemuan rutin

Pertemuan yang dirancang secara rutin, efektif, dan menyenangkan dapat memperlancar arus perubahan. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut dapat segera diperoleh informasi, serta diambil keputusan-keputusan yang harus segera ditindaklanjuti. Dengan berorientasi pada informasi dan keputusan, perubahan dapat lebih terkendali. Namun demikian, pertemuan rutin harus dibatasi waktunya, tidak boleh dilakukan secara tanpa batas, atau berlangsung terlalu sering yang dapat menimbulkan kejenuhan-kejenuhan. Manusia pada dasarnya mengalami resistensi pada perubahan.


Mengapa manusia enggan berubah?

Ada banyak alasan mengapa program-program manajemen perubahan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah besarnya keengganan pada manusia untuk mengadopsi sesuatu yang baru.

Kalau manfaatnya lebih besar, mengapa enggan mengadopsinya? Ternyata mereka takut kehilangan kenikmatan-kenikmatan lain yang secara emosional telah menemani mereka bertahun-tahun. Mereka telah dikendalikan oleh habit atau kebiasaan. Siapapun yang telah dikendalikan oleh habit akan kesulitan mengubahnya.

  1. Perubahan Itu Bukan Datang dari Diri Orang Tersebut

Dalam mengarungi kehidupan, manusia cenderung ingin mengendalikan hidupnya. Manusia akan selalu mencari inisiatif dan hal- hal baru. Tetapi, apabila ada gagasan perubahan dari orang lain, biasanya penerima akan menjadi pasif dean merasa tak tertarik.

Pemimpin yang bijak akan mengkoordinasi pengikutnya agar lebih aktif dalam mengajukan gagasan agar lebih bersemangat lagi.

  1. Gangguan terhadap Rutinitas

Hidup kita pada dasarnya menciptakan rutinitas. Rutinitas yang berulang- ulang akhirnya akan menciptakan kebiasaan. Oleh karena itu apabila ada perubahan yang datang tentunya akan mengancam kebiasaan- kebiasaan kita. Oleh karena itu ada dua hal yang sangat diperlukan dalam menghadapi perubahan. Pertama, bagaimana kita dapat membuang kebiasaan- kebiasaan lama dan, kedua kita harus bisabelajar tentang hal- hal baru.

  1. Perubahan Menimbulkan Ketakutan- ketakutan terhadap Sesuatu yang Baru

Biasanya kita lebih mementingkan masalah- masalah yang telah lalu tanpa mempertimbangkan solusi- solusi yang harus dicapai. Padahal untuk menghadapi perubahan yang terjadi, adakalanya kita harus meruntuhkan bangunan yang telah lama dan menggantinya dengan bangunan baru, tetapi kebanyakan orang hanya merenovasi bangunan tersebut agar terlihat lebih baik. Dalam arti sebenarnya, seharusnya kita dapat melihat hal- hal baru dan mencari solusi tanpa melihat masalah yang telah lalu. Melihat masa lalu hanya oleh dilakukan apabila ada alasan- alasan tertentu.

  1. Tujuan Perubahan Tidak Jelas

Dalam melakukan perubahan, harus ada visi yang jelas dari perubahan tersebut. Dan kita juga harus mampu menjelaskan visi tersebut kepada orang lain sehingga orang lain mengerti apa tujuan dari perubahan yang dilakukan.

  1. Perubahan Menimbulkan Rasa Takut Kegagalan

Ada dua tipe manusia. Yang pertama adalah orang- orang yang sangat menhindari perubahan karena takut akan kegagalan. Dan kedua adalah orang- orang yang cenderung berani menghadapi kegagalan. Tipe manusia pertama akan menghambat terjadinya perubahan karena selalu dibayang- bayangi akan kegagalan dalam melakukan perubahan.

  1. Pengorbanan yang Diberikan Terlalu Besar

Pengorbanan bukanlah cerminan dari apa yang terjadi, melainkan cerminan dari apa yang dipikirkan seseorang. Jadi persepsi tentang perubahanlah yang membentuk pandangan seseorang. Manusia terkadang enggan menerima perubahan karena menganggap pengorbanan yang diberikan terlalu besar dan manfaatnya tidak terlalu besar. Manusia selalu menimbang antara pengorbanan dan manfaat yang akan diterima. Oleh karena itu, untuk melakukan perubahan harus ada keyakinan bahwa manfaat yang diterima lebih besar dari pengorbanan yang diberikan.

  1. Sudah Sangat Puas dengan Kondisi Sekarang

Suatu ketika manusia akan mengalami zona kenyamanan (comfort zone) dan memeluk erat-erat selimut kenyamanannya. Kebanyakan kita lebih memilih untuk mati daripada berubah. Selama manusia sudah merasa puas dan nyaman, perubahan akan sulit diwujudkan. Dan orang-orang yang melakukan perubahan akan dihadapkan dengan berbagai halangan.

8. Pikiran-pikiran Negatif

Perubahan tentu saja akan sulit dilakukan selama orang-orang punya pikiran negative. Orang-orang yang berpikiran negative akan selalu mencari argumentasi bahwa perubahan yang dilakukan salah dan menyimpang. Tetapi hokum alam megatakan, mereka yang tidak mau berubah akan menuai kesulitannya sendiri.

9. Para Pengikut Tak Punya Respek pada Pimpinan

Orang-orang Asia umumnya melihat pemimpin bukan sekadar dari isinya, melainkan juga “cara”nya. Pengikut bisa sangat tidak respek pada atasannya karena beberapa hal. Biasanya pimpinan yang bekerja tanpa integritas akan gagal melakukan perubahan. Karena tanpa integritas, seorang pemimpin tak akan dituruti.

10. Kecemasan Seorang Atasan

Banyak kegagalan organisasi yang disebabkan oleh persoalan di lini atas, yaitu atasan-atasan yang tidak kompak, saling menyalahkan, dan cemas terhadap perubahan yang telah mereka canangkan sendiri.

11. Perubahan Bisa Berarti Kehilangan Sesuatu

Dalam setiap perubahan, orang selalu menimbang-nimbang apa yang akan terjadi pada hidup pribadinya. Setidaknya ada tiga kelompok yang berbeda dalam menerima akibatnya. (1) mereka yang dirugikan; (2) mereka tidak banyak terpengaruh; (3) mereka yang akan banyak diuntungkan. Maka sekecil apapun, cobalah menghindari perlakuan-perlakuan kurang adil dalam perubahan.

12. Perubahan Menuntut Tambahan Komitmen

Dalam banyak hal, perubahan menuntut komitmen waktu. Banyak orang memimpikan perubahan, tetapi begitu mereka tenggelam pada rutinitas dan merasa tak punya waktu lebih banyak lagi maka mereka memilih untuk tidak melakukannya.

13. Berpikir Sempit

Orang-orang yang berpikiran sempit tak bisa melihat kebenaran. Mereka hanya memercayai jalan pikirannya sendiri. Orang-orang yang berpikiran sempit akan selalu menciptakan halangan-halangan untuk perubahan dengan alas an untuk kebaikan menurut versi mereka sendiri. Ada dua tipe yang berwawasan sempit yaitu : mereka yang berwawasan sempit namun jujur dan tidak jahat, dan mereka yang berwawasan namun tidak jujur, berprasangka negative dan tidak menyenangkan.

14. Terperangkap Tradisi

Tradisi sesungguhnya diciptakan untuk kepentingan manusia agar hidup lebih bahagia, aman, damai, dan sentosa. Tetapi waktu berjalan terus dan persoalan-persoalan hidup yang dialami manusia mengalami perubahan. Orang-orang yang terikat tradisi tersebut biasanya enggan meneruskan kerja. Mereka akan memberikan seribu satu alasan, mulai dari alas an yang masuk akal sampai alasan-alasan gaib yang menakutkan. Manusia yang terikat tradisi bisa sangat sulit untuk berubah, dan tentu saja mereka akan menuai kesulitannya sendiri.



PENUTUP

Seorang pemimpin harus dapat membuat agar perubahan benar-benar menjadi sebuah pesta ketimbang sesuatu yang menakutkan. Oleh karena itu, tentu saja pemimpin harus mengerti betul mengapa manusia pada dasarnya enggan berubah. Pemimpin perlu menetapkan sasaran dan standar yang jelas, mengharapkan standar yang sempurna dan inspiratif, memberikan perhatian, mempersonalisasi pengakuan secara customized , memberikan contoh-contoh dan cerita, serta merayakan keberhasilan bersama-sama. Lebih dari itu semua, diperlukan upaya-upaya untuk menciptakan suasana yang sejuk dan bersemangat untuk menciptakan perubahan.

30 comments:

ki hajar dewantara said...

Setiap Perubahan memerlukan seorang pemimpin yang bersungguh-sungguh dalam melihat, menggerakan dan menyelesaikan seluruh proses perubahan itu sampai tuntas. serta upaya mewujudkan perubahan tersebut tidak selalu dilakukan atas dasar formal saja, perubahan melalui tindakan informal pun tetap dapat dilakukan.

:-)

kelompok 14, bab manajemen harapan said...

kriteria sebagai seorang pemimpin semakin kompleks. tidak hanya memperhatikan masalah2 formal tp juga masalah2 informal menjadi point penting untuk membuat suatu perubahan di zaman sekarang. Karena memang budaya manusia berangsur-angsur berubah seiring dengan perubahan jaman.
Bagi kalian yang mengimpikan menjadi seorang pemimpin, simak aja tulisan-tulisan di buku ini.

Kaizeen said...

pesta perubahan bukanlah pesta biasa melainkan pesta yang mengharuskan semua yang ada di dalam pesta tersebut harus bisa mengikuti arus perubahan yang diciptakan dalam pesta tersebut.Jadi harus terus aktif mengikuti perubahan. ^_^

Sokawera Village said...

sangat menarik ketika suatu perubahan dikaitkan dengan PESTA, yaitu sebuah Pesta Perubahan. Dimana perubahan tersebut ingin dibawa ke mana? Pesta yang mengarah apada perubahan negatif atau positif dengan kata lain ke arah yang semakin lebih baik lagi dari sebelumnya. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang membawa perubahan tersebut ke arah yang lebih baik lagi di dalam Organisasinya maupun pengaruh di luar Organisasi tersebut. Bagi para pemuda - pemudi bangsa ini, yaitu generasi muda yang siap menjadi para calon pemimpin. Buatlah PESTA PERUBAHAN yang ke arah Lebih baik lagi, bagi diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar bahkan bagi Bangsa ini !!

Kaizeen said...

Seseorang dapat mencapai perubahan sesuai dengan apa yang ia inginkan apabila sebelumnya ia mendisain terlebih dahulu kesuksesan, keberhasilan, atau prestasi tersebut dalam pikirannya. Seseorang perlu merekam capaian prestasi atau kesuksesan yang ingin ia raih dalam imajinasinya.
annisa

ucky said...

memang pada dasarnya manusia itu mahluk sosial, maka memang benar selalu tergantung pada orang lain, bahkan untuk melakuka perubahan...
sekecil apapun perubahan itu...
ucky_sway261@yahoo.com

We Are Evolution said...

Anisa Pramita Sari F1B008036

Seorang pemimpin merupakan seorang figur yang mampu mengantarkan suatu perubahan, dan perubahan tersebut ditujukan dalam kondisi dan situasi yang lebih baik.
Semoga pemimpin-pemimpin bangsa kita mampu mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa yang maju, aman , tentram dan damai.

We Are Evolution said...

Akbar (F1B006022)

Saya telah membaca hasil resume yang telah anda tampilkan di blog ini, lalu ada beberapa pertanyaan yang ingin saya ajukan karena saya kurang mengerti:
yang pertama,"pesta perubahan lebih banyak ditunjukan ke dalam" sebenarnya apa maksud dari kalimat tersebut?

yang kedua,untuk merancang sebuah pesta dibutuhkan ke delapan elemen yang di antaranya adalah Tujuan/ pesan,Organize,Peralatan pesta,Informasi,Penghibur,Suasana,Tata tertib,Artistik. lalu kelompok anda mengatakan ke delapan tersebut samasama penting, mengapa bisa demikian? karena menurut saya pastinya akan sulit untuk menciptakan ke delapan unsur elemen itu karena perubahan tersebut sangat sempurna. lalu bila anda diperkenankan untuk memilih tiga elemen maka elemen manakah yang menurut anda paling penting?

sekian dulu pertanyaan dari saya, saya tunggu balasannya ya, terima kasih..

The Wind Of Change said...

Dessy Andi Riani
F1B008076
Saya mau bertanya mengapa perubahan dianggap pesta padahal seringkali perubahan tidak hanya membawa perubahan yang positif tetap terkadang perubahan dapat memberi efek yang negatif ??
terima kasi coment juga ya diblog kelompok kami kelompoktigathewindofchange.blogspot.com

Aza - Aza Fighting said...

Astri Astuti f1B008008


mUngkin memang semua elemen dalam merancnag sebuah pesta adalah saling berhubungan, jadi apabila ada satu elemen tidak dapat dipenuhi maka pesta akan terlihat kurang menarik,
begitu juga jika semua elemen dapat terpenuhi maka pesta akan terlihat menarik seperti yang kita kehendaki...

ganbatte!!!!

The Wind Of Change said...

Sella Yanuar F1B008001

perubahan akan menyenangkan jika kita respon dengan baik, dan lebih baik jika ada perencanaan terlebih dahulu dalam mengahadapi perubahan tsb, agar perubahan tersebut dapat menjadi peluang bukan ancaman bagi kita

Dodi Faedlulloh said...

Salam dialetika...

Maaf sebelumnya, sekedar ikut nimbrung. Saya begitu memberikan apresiasi yg sgt besar kepada kawan-kawan yg sudah membuat blog ini. Semoga blognya tidak sekedar karena tugas semata yang kemudian akan dilupakan begitu saja. Alangkah lebih baiknya setiap orang dalam kelompok ini masing-masing membuat blog pribadi yang nantinya dijadikan sbg media bertukar pikiran. Keren kan ?

Harus diketahui salah satu kelemahan dari para intelektual muda (baca:mahasiswa)di negeri kita adalah kurang minatnya terhadap kegiatan menulis. Semoga ini bisa dijadikan sbg momentum yg pas bagi kawan-kawan utk kembali menumbuhkan rasa semangat dalam menulis, tulislah apa yg ada dalam benak kawan-kawan, mau itu kritik sosial,budaya,politik atau sekedar curhatan belaka. Tidak perlu terpaku dan terpenjara kedalam dunia akademik yang kawan-kawan jalani, yang penting saat ini adalah biasakan menulis.

Marilah jadi intelektual muda yang transformatif !!

Salam

We Are Evolution said...

Maya Sri Rahayu
F1B008004

Perubahan memang mutlak harus dilakukan mau tidak mau. Namum akan timbul berbagai reaksi terhadap perubahan tersebut. Dan dibutuhkan figur seorang pemimpin tangguh yang akan menciptakan atmosfer perubahan, percaya, dan tidak was-was terhadap apa yang ia buat sendiri. Dimana pemimpin tersebut harus dapat menawarkan sesuatu yang berbed, harus dapat merancang perubahan sebagai suatu yang sangat menyenangkan dn dapat menguntungkan bagi semua elemen organisasi. Juga mampu menghadapi resistensi dari berbagai pihak yang enggan menerima perubahan.
Dan yang yang aya ingin tanyakan yaitu tipe kepemimpnan yang seperti apa yang dapat menjawab semua tantangan tentang adanya perubahan tersebut ?
Tolong dijawab ya......!!!!

PRO AKTIF said...

MardiyatUn Nisyah F1B008048


@ki hajar dEwantara
saya setUju dng pendapat anda, dalam organisasi memang harus melakukan perubAhan selain dng cAra formal, tetapi juga informal. pemimpin harus membuang sikap imperSoNal tetapi juga dlm bAtasan pRofEsioNalisme. agar terjadi keakraBan dan rasa kepemilikan dlm melakukan perubahan di organisasi.


@keloMpok 14 bAb manajemen harapan
buku ini tidak hanya untUk menjadikan sbg pemimpin tetapi juga terdapat cAra memanage diri agar tidak terPaku dEngan pikiran koNservatif dlm menjalani Hidup.

PRO AKTIF said...

mardiyatUn nisyah F1B008048


@kaizeen : annisa
saya setuju, selain merekam dlm imajinasi hal in juga dpt ditUangkan dlm reinstra (rencAna strateGik)

@we are evoluTioN : akbAr
maksud dr "pesta perubahan lbh bnyk ditUjukan ke dalam" adalah perubAhan diibAratkan sbg pesta. Dlm organisasi, pesta yg sebenarnya adalah pesta untUk kalangan internal organisasi. Seperti perubAhan koNsep dan operasioNal, oleh karena itU pesta lebiH ditUjukan ke dlm agar perubAhan internal lbh kuat dan pencitraAn, pengumuman ke eksternal lbh meyakinkan

pertanyaAn ke dua,
saya tidak dpt memilih karena 8 elemen itU sama penting dan salin ketergantUngan. misalnya saja saya memiliH unsur Suasana yg plng pntng. PertanyaAnnya adl bgmn anda menciptakan suasana kalau peralatanNya tidak ada, dan anda tak punya waktU serta keahlian mengorganisir pesta tsb? Jdi, TOPI PESTA adl suatU kesatUan yg tidak boleh dipisah-pisahkan.


@the wind of change : dEsSy andi riani
hal yg dimaksudkan adl bAgaimana perubAhan dijadikan sbg sesuatU yg menyenangkan sPt sbuah pesta. Jika sbuah perubAhan memberi eFek negatif mgkn dikarenakan dlm merancAng sebuah perubAhan trdpt elemen-elemen yg tidak terPenuHi ataupun mgkn adanya penOlakan dng berbAgai alasan.


@dodi faeDlulLoh
terimakasiH ats koMentar anda. Saya setUju dng pndpt anda tetapi perlu saya tambAhkan bAhwa tidak semua mahasiswa dlm menuangkan pikiranNya yaitU dng menulis, tetapi mungkin jg bisa dng ikuT organisasi, orasi, diskusi, ataupun melakukan advokasi.


@we are evoluTioN : maya sRi rahayu
menuruT saya, gaya kepemimpinan yg sitUasioNal dan lbh menitikberatkan kpd gaya dEmOkrasi

The Wind Of Change said...

andri wahyu prasetyo F1B008030

saya sedikit tertarik dengan kata pesta..
itu membuat org slalu brpikir positif dan tetap tersenyum untuk menghadapi perubahan, walau entah bgaimana hasilnya yang penting telah berusaha. so, bkin hidup lebih hidup dengan perubahan..

kelompok 14, bab manajemen harapan said...

sangat menarik sekali bab ini,
saya ingin bertanya,kenapa setiap perubahan memerlukan pesta?
dan seberapa pentingkah yang disebut dengan topi pesta itu?

Success Leader (Organization Development) said...

Lulu Prianika F1B008099
Saya setuju dengan kelompok proaktif bahwa dalam organisasi memang harus melakukan perubahan baik dengan cara formal maupun informal. pemimpin harus membuang sikap impersonal dalam batasan profesonalisme. semangat untuk kelompok proaktif semoga pesta perubahan yang baik dapat terwujud,,
hidup mahasiswa !!!
coment juga d blog kami, Mksi ^^

Success Leader (Organization Development) said...

Zanuar Setiantoko...F1B006078...
jarang sekali pada proses kehidupan bernegara sekarang terjadi pesta perubahan yang dulu bisa membuat euforia bangsa sampai tercatat pada momentum bersejarah..padahal banyak sekali mekanisme pemerintahan yang butuh perbaikan untuk mewujudkan pesta perubahan bagi bangsa..tapi mengapa hal tersebut sulit sekali diwujudkan???
yah,selain kultur "korupsi" yang merupakan problema yang paling strategis untuk membawa pada kemakmuran sekelumit "birokrasi"...mungkin temen2 proaktif bisa menjabarkan apa siy penyebab yang paling kompleks selain korupsi?
jangan lupa mampir ke blog kelompok saya ya...
maturnuwun

Endah Ratnasari said...

Endah Ratnasari (F1B008002)

saya sangat setuju pada bagian penutup yang mengatakan bahwa peran seorang pemimpin itu sangat berpengaruh..memang benar, berhasil atau tidaknya suatu proses itu terjadi tergantung bagaimana seorang pemimpin mampu berkomunikasi dengan baik kepada bawahannya..serta bagaimana cara dia mempengaruhi bawahannya agar tujuan awal yang diinginkan bersama dapat tercapai..

terimakasih, comment juga di blog METAMORPHOSIS

PRO AKTIF said...

emma amalia F1B008017 (PROAKTIF)


menanggapi pertanyaan dari sdr Akbar:
1. maksud dari pesta perubahan lebih banyak ditunjukan ke dalam adalah jika diibaratkan bahwa perubahan adalah sebuah pesta pernikahan, suasana mana yang akan diciptakan apakah suasana keluar dengan mengundang orang-orang tapi dalam suasana yang tidak akrab, hanya sekedar mendatangi undangan, mengucapkan selamat dan pulang. sedangkan suasana pesta yang akan dibangun yang ditunjukan kedalam menggambarkan suasana pesta yang hangat antar tamu undangan seperti suasana kekeluargaan dan bahkan setiap orang yang datang merasakan betah untuk tetap berada di pesta tersebut.
Disinilah suasana pesta perubahan yang diharapkan, pesta perubahan yang lebih ditunjukan kedalam. semua orang menerima perubahan tersebut dan menerima setiap konsekuensi dari perubahan yang ia terima
2.menurut pendapat kami bahwa TOPI PeSta adalah suatu elemen perubahan yang ideal, memang sulit untuk memenuhi kedelapan elemen tersebut namun apabila seseorang akan melakukan perubahan dan berupaya untuk memenuhi kedelapan elemen tersebut mingkin hanya sedikit kegagalan yang ia hadapi.
3. jika memilih 3 dari 8 elemen tersenut kami akan memilih tujuan, organizer dan suasana.

PRO AKTIF said...

mardiyatun nisyah F1B008048 (PROAKTIF)


@kelompok 14, manajemen harapan
di sini saya akan menjawab pertanyaan, pertanyaan pertama :
sebenarnya maksud dari bab ini bukan perubahan memerlukan pesta, tetapi perubahan diibaratkan sebagai sebuah pesta. diusahakan perubahan itu dibuat menyenagkan seperti sebuah pesta yang menyenangkan.
pertanyaan kedua : topi pesta itu sangat penting sekali dalam proses perubahan. bagian-bagian dari topi pesta itu sama pentingnya dan tidak bisa dipisah-pisahkan dan saling ketergantung satu sama lain.

PRO AKTIF said...

muhlisoh F1B008067 (PROAKTIF)

@Succes Leader : Zanuar Setianto
saya di sini menjawab pertanyaannya, selain korupsi yang dapat menghambat perubahan bangsa ini yang paling mendasar adalah moralitas bangsa yang semakin hari semakin rendah. budaya korupsi tersebut sebenarnya merupakan warisan budaya dari orde baru yang sampai sekarang masih mengakar. jadi menurut saya, perubahan itu harus diawali dari diri sendiri, mulai dari hal-hal kecil dan mulai dari sekarang.
jika hal itu benar-benar sudah diterpkan maka insya Allah perubahan bisa terwujud maksimal

selamat melakukan perubahan!!!

Sokawera Village said...

numpang...
saat membaca judulnya, sepet menyipitkan mata, aneh...
perubahan kog jadi pesta???
tapi ternyata menyiratkan hal yang begitu menarik, dmana qt sebagai "agen of change" dituntuk untuk bisa menjadi motor dri perubahan itu sendiri dan harus bisa menyuguhkan perubahan bak suatu pesta, yang notabene-nya identik dengan ceremoni yang menyenangkan...
itulah mungkin tugas besar para pembuat perubahan, tentunya bagi mereka" yang menginginkan adanya perubahan..

Metamorpho"Self" said...

septina cagyaninggar (F1B008090)

perubahan memang merupakan sesuatu yang besar,yang diharapkan dari perubahan itu adalah untuk menjadi yang lebih baik dan dalam perubahan yang besar membutuhkan sosok yang kuat untuk membimbing dalam perubahan besar itu sehingga dari perubahan itu perlu dirayakan pesta agar perubahan itu menjadi sesuatu yang menyenangkan,,,,

Aza - Aza Fighting said...

fiatul Chasanah
(F1B008044)

setelah membaca review tentang pesta perubahan, saya jadi ingin melakukan pesta itu untuk diri saya sendiri. menurut kelompok anda apa saja yang harus saya lakukan? agar pesta perubahan yang saya lakukan benar-benar teraplikasikan.
Thx.

PRO AKTIF said...

sri wiyani F1B008102
yang harus anda lakukan adalah anda harus merancang terlebih dahulu perubahan apa yg akan anda lakukan, dan anda harus meyakinkan diri anda bahwa perubahan tersebut harus dilakukan demi kebaikan,tentunya perubahan tersebut harus yang dapat membawa kebaikan bagi diri anda.
serta anda harus menanamkan keyakinan pada diri anda bahwa anda mampu melakukan perubahan tersebut dan perubahan tersebut akan berhasil anda lakukan.karena jika anda tidak meyakinkan bahwa anda akan berhasil melakukan pesta perubahan terhadap diri anda, tentunya akan sangat sulit untuk mengaplikasikannya.

Endah Ratnasari said...

Endah Ratnasari (F1B008002)

menanggapi pernyataan dari saudari Sri Wiyani, mengenai rancangan dalam perubahan..
tentunya dalam merancang perubahan juga membutuhkan orang yang dapat membantu untuk membuat perencanaan tersebut bukan ?? sedangkan ada beberapa orang yang memang sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih memilih mengerjakannya sendirian , menurut kelompok anda bagaimana cara agar orang tersebut mau berbagi permasalahannya dengan orang lain ??
terimakasih ^^

PRO AKTIF said...

emma amalia (F1B008017)

dari pertanyaan sdr endah kpd sri wiyani saya akan mencoba memberikan pendapat, bahwa apabila seseorang itu sulit untuk bekerjasama dengan kata lain sulit berinteraksi dengan orang lain dan lebih memilih mengerjakannya sendiri maka hal yang harus dilakukan adalah:
-ajak berdiskusi dalam merencanakan suatu hal, kgiatn ini dilakukan dengan suasana diskusi itu bersifat informal,sampaikanlah secara santai, sehingga dg kondisi seperti itu orang trsebut bisa mnyampaikan pendapatnya.
-berdayakan orang tersebt dengan memberikan suatu pekerjaan yang dalam penyelesaiannya dituntut untuk bekerja secara bersama-sama.bisa saja dari hal ini akan menumbuhkan rasa kebersamaan dan kerjasama dalam merencanakan sesuatu.

PRO AKTIF said...

seperti saudara emma,,saya ingin menambahkan bahwa memang kharakteristik manusia itu beragam, dan ada pula orang yang sangat sulit untuk berinteraksi dengan orang lain dan lebih memilih mengerjakannya sendiri..
kalau menurut saya mungkin orang tersebut bukannya tidak mau berbagi permasalahannya dengan orang lain, tapi orang tsb tidak tau bagaimana caranya untuk membaginya karena adanya kesulitan untuk berinteraksi atau bersosialisasi dgn yg lain..mgkin karna adanya beberapa hal yg menyebabkannya,,sperti karna minder atau yg lainnya..
tetapi ada juga orang yg kurang puas terhadap pekerjaan orang lain shgga lebih suka mengerjakannya sendiri..
hal yang harus kita lakukan apabila menemukan orang yg seperti itu adalah harus mendiskusikan pelan pelan dgn orang tersebut apa yg menjadi persoalannya shgga dapat mencari solusi..
dan kita juga harus mengadakan pendekatan scra personal,, kalu perlu dari hati ke hati..hehe
trimakasih..

sri wiyani F1B008102

Post a Comment