ASSALAMUALAIKUM WR. WB...... SELAMAT DATANG

KELOMPOK 13
PROAKTIF



Perubahan yang sempurna mustahil bagi orang-orang yang egois dan individualis... tanpa kerjasama tim kemenangan tidak akan ada sama sekali
.


Anggota Kelompok Proaktif :

Mardiyatun Nisyah (Koor.) F1B008048
Galih Dearisa F1B006085
Emma Amalia F1B008017
Muhlisoh F1B008067
Sri Wiyani F1B008102



GANBATTE!!!

Pesta Perubahan

Pesta Perubahan
ini adalah merupakan contoh dari pesta perubahan

Mata Kuliah Pengembangan Organisasi sebagai Wadah Semangat Bekerja Sama dalam Implikasi Perubahan

on Sunday, June 6, 2010

Semester 4 ini kami mengambil mata kuliah Pengembangan Organisasi dengan dosen Bapak Ali Rokhman. Dalam proses pembelajaran mata kuliah ini beliau memilih buku Change! Karangan Rhenald Kasali (yang seperti kita ketahui beliau adalah seorang ahli marketing) sebagai literatur untuk bahan pembelajaran. Untuk mempermudah pemahaman tersebut, pada pertemuan pertama perkuliahan ini mahasiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mereview setiap bab dalam buku tersebut. Disinilah awal kelompok 13 terbentuk. Kelompok ini terdiri dari:

Mardiyatun Nisyah (F1B008048)

Galih Dearisa (F1B006085)

Emma Amalia (F1B008017)

Muhlisoh (F1B008067)

Sri Wiyani (F1B008102)

Karena Kami mendapat kelopmpok 13 maka kami mendapat tugas untuk mereview Bab XIII tentang Pesta Perubahan.

Lalu pada pertemuan kedua mata kuliah Pengembangan Organisasi, 1 Mei 2010, kami dituntut untuk menunjuk seorang koordinator kelompok dan membentuk nama kelompok. Dan kami menunjuk Mardiyatun Nisyah sebagai koordinator kelompok kami, karena kami menganggap dia mempunyai kemampuan memimpin dan mengkoordninasi kelompok kecil kami. Kami sepakat memberi nama kelompok kami PROAKTIF. Alasan kami menggunakan kata tersebut sebagai nama kelompok kami adalah bahwa kami sangat berharap agar kelompok ini dapat selalu berpandangan jauh ke depan sehingga selalu dapat menghadapi perubahan dan tantangan yang akan datang. Seperti sebuah perusahaan yang harus bersikap proaktif terhadap lingkungan agar tidak mengalami krisis.

Kami juga mengusung motto “Anda bisa saja gagal dengan The Great Team.. tetapi anda tidak akan bisa menang tanpanya”. Mengapa kami memilih mengusung motto tersebut?? Kami menyadari dalam pengerjaan tugas ini kami adalah suatu kelompok yang mau tidak mau harus bekerja sama. Tanpa adanya kekompakkan dan kerja sama tim, tugas ini tidak akan selesai seperti yang kami harapkan. Kekuatan dan saling pengertian sangat dibutuhkan dalam kelompok. Oleh karena itu, kami berusaha untuk menjadi sebuah The Great Team yang solid untuk mencapai kemenangan dan keberhasilan dalam pengerjaan tugas ini.

Awal mulanya, langkah yang kami kerjakan adalah membagi topik dalam Bab XIII untuk direview oleh masing- masing anggota kelompok secara merata. Dalam bab 13 terdapat 46 halaman sehingga setiap orang mendapat 9-10 halaman untuk direview. Setelah direview kami menggabungkannya. Dalam proses review setiap anggota tepat waktu dalam pengerjaannya.

Lalu kami juga membuat blog kelompok sebagai media penyampaian tugas tersebut kepada dosen serta kepada mahasiswa lain atau bahkan pihak- pihak lain yang tertarik terhadap materi yang kami bahas. Alamat blog kami adalah www.pestaperubahan.blogspot.com. Diharapkan dengan adanya blog tersebut kami bisa saling memberi masukan, sharing informasi ataupun kritikan terhadap kelompok kami ataupun terhadap bahasan bab yang kami telaah.

Setelah kami membuat blog tersebut, lalu kami mempublikasikan hasil review kelompok kami ke dalam blog. Kami membuat desain blog semenarik mungkin agar banyak yang tertarik untuk memberikan komentar kelompok kami tentang Pesta Perubahan. Setelah itu banyak komentar dan pertanyaan yang muncul dari kelompok lain, kami pun berusaha menjawab setiap komentar dan pertanyaan tersebut semampu kami. Dan kami juga memberikan komentar serta pertanyaan kepada kelompok lain. Dengan adanya blog tersebut, komunikasi antara mahasiswa semakin terjalin dan juga dapat menambah pengetahuan karena adanya sharing informasi atau saling bertukar pikiran.

Dalam pertemuan perkuliahan tanggal 22 Mei 2010, kami mendapat kuis untuk menganalisis tentang keberhasilan dan kegagalan klub Barcelona yang dikaitkan dengan sebuah konsep yang ada di buku Change! Serta perkembangan Kabupaten Purbalingga yang berhasil yang dikaitkan dengan kisah organisasi lain yang dibahas dalam buku Change dan kaitannya dengan konsep extraordinary people. Pada awal pengerjaan kuis ini kami sama sekali awam dengan soal yang diberikan. Apalagi yang berkaitan dengan keberhasilan dan kegagalan Barcelona. Maka kami membagi-bagi tugas dan mencari informasi baik dari internet maupun orang yang menjadi penggemar Barcelona. Bahkan kami pun juga bertanya kepada teman-teman kami yang berasal dari Purbalingga dalam pengerjaan kuis yang berkaitan dengan perkembangan Kabupaten Purbalingga. Dan hasil pengerjaan kuis, menurut kami, cukup memuaskan. Dan kami pun mengirimnya ke email Bapak Ali Rokhman pada hari Selasa tanggal 25 Mei 2010 yaitu sehari sebelum batas waktu yang ditentukan, 26 Mei 2010. Kami pun juga mempublikasikan hasil kuis tersebut di blog kelompok kami.

Selain kuis, tugas mereview dan mempublikasikannya dalam blog, kami pun mendapat tugas untuk mempresentasikan hasil review tersebut di hadapan mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pengembangan Organisasi serta di hadapan Bapak Ali Rokhman. Presentasi tersebut dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 2010.

Pada hari dimana kami akan mempresentasikan tugas kami, perkuliahan Pengembangan Organisasi diadakan di ruang 6 pada pukul 10.30- 12.00 WIB, lalu dilanjutkan pada pukul 12.40 WIB di ruang 1. Karena kami mendapat bahasan Bab XIII, kami mempresentasikan tugas kami di ruang 1 dan kami tampil hampir diakhir acara presentasi.

Dalam penyampaian presentasi, kami membagi tugas untuk menyampaikan materi. Galih Dearisa sebagai moderator dan yang lainnya sebagai penyaji. Namun dalam prosesnya, kami mengalami sedikit hambatan teknis, salah satunya adalah tulisan dalam slide kami yang tidak terbaca sehingga sedikit mengganggu kelancaran presentasi. Pada bahasan bab yang kami review teradapat banyak poin yang harus kami bahas dan kami dihadapkan oleh waktu yang sangat terbatas, sehingga materi presentasi kami tidak dapat kami sampaikan secara penuh dan karena keterbatasan waktu itu pula kami tidak bisa memberikan sesi pertanyaan kepada mahasiswa lain.

Kami bersyukur dengan kerjasama dan kebersamaan yang kami bangun dalam kelompok ini, kami bisa menyelesaikan tugas mata kuliah Pengembangan Organisasi yang meskipun dapat dikatakan bahwa tugas yang kami buat masih belum sempurna. Walaupun dalam proses penyelesaian tugas tersebut ada banyak hambatan dan kesulitan serta konflik yang muncul dalam intern kelompok kami, tetapi pada hakikatnya banyak manfaat yang bisa kami peroleh dalam pembentukan kelompok Pengembangan Organisasi ini, kebersamaan, kreasi, koordanasi, kerjasama, tanggung jawab dan masih banyak lagi manfaat yang bisa kami rasakan serta bisa kami jadikan pelajaran dalam menjalani kehidupan.

Kami ucapkan terima kasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan tugas ini, kepada Bapak Ali Rokhman yang telah memberikan kami ilmu dan pengalaman serta kepada teman-teman mahasiswa yang saling mendukung untuk hasil tugas yang maksimal.

Bupati Triyono, Extraordinary People-kah...??

on Tuesday, June 1, 2010


Perkembangan Purbalingga yang saat ini semakin pesat tidak terlepas dari adanya perubahan-perubahan yang dilakukan seorang change maker. Dalam perubahan Purbalingga ini change maker-nya adalah bupati Purbalingga yang terpilih selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan 2005-2009 yaitu Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si. Sosok Triyono menjadi seorang chang maker bagi Kabupaten Purbalingga. Banyak sekali perubahan-perubahan yang dilakukannya untuk memajukan purbalingga yang tadinya “kota mati” sekarang ini menjadi “hidup”. Kegigihan yang dilakukan oleh sosok Triyono tersebut dapat dikaitkan dengan konsep Extra Ordinary People yaitu orang-orang luar biasa yang selalu mencari lingkungan yang mendukung dirinya manjadi apa yang diimpikannya. Jika tidak menemukan mereka tidak pasrah.
Ada beberapa criteria seseorang dapat dikatakan sebagai Extra Ordinary People, yaitu :
1.berani berputar haluan dan memegang teguh cita-cita, kenali diri anda dengan cita-cita anda (citra diri tidak pesimis)
2.harga diri, yaitu menghargai diri sendiri dan daerah sendiri
3.menantang diri sendiri, yaitu memotivasi diri sendiri, tetap antusias, tetap ingin tahu, baca buku, renungkan terus impian
4.bergerak, yaitu mengetahui tujuan, mengubah frustasi menjadi aksi, dan meninggalkan cara-cara lama dengan konsep baru
5.menjadi luar biasa yaitu siapkan diri dengan atribut-atribut baru, pola dan kebiasaan baru serta emosi terkontrol
6.untuk menggerakkan perlu semangat dan kemauan.
Berdasarkan konsep extra ordinary people tersebut, maka Triyono sebagai bupati Purbalingga termasuk ke dalam extra ordinary people. Beliau bisa menciptakan lingkungan untuk mendukung cita-citanya memajukan Purbalingga. Beliau bias menciptakan Purbalingga yang sepi menjadi tempat menjamurnya investor asing dimana banyak pembangunan objek wisata dan berbagai industri.
Bupati Triyono berani berputar haluan, memegang teguh cita-cita dan tidak mudah menyerah. Beliau tahu betul dengan apa yang dicita-citakannya. Jika ingin maju maka jalan satu-satunya adalah perubahan. Cita-citanya adalah membangun Kabupaten Purbalingga dari yang terbelakang menjadi kabupaten yang maju dan ramai. Beliau sangat menghargai daerahnya ditambah lagi beliau adalah putra asli Purbalingga, beliau ingin menciptakan Kabupaten Purbalingga adalah kabupaten yang dicintai oleh masyarakatnya. Bupati Triyono tetap mempunyai motivasi dan motivasi itu menguatkan untuk melakukan perubahan. Beliau meninggalkan cara-cara lama untuk perubahan, tidak ada lagi pelayanan dan birokrasi yang berbelit-belit. Semangat perubahan juga datang dari segenap masyarakat Purbalingga.

Purbalingga “Kota Mati” yang kini mulai “Hidup”

on Monday, May 31, 2010


Keterkaitan Konsep Kurva “S” dengan Perkembangan Klub Sepak Bol

Apa yang ada di benak kita saat mendengar nama Purbalingga? Pikiran yang terlintas yaitu Purbalingga merupakan sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas yang perkembangannya jauh di belakang Kabupaten Banyumas. Tetapi berbeda ceritanya lima tahun terakhir sekarang ini, Purbalingga perkembangannya terlihat begitu pesat jauh melejit di atas Kabupaten Banyumas. Hal tersebut berkat kepemimpinan bupati yang sudah dua periode terakhir terpilih yaitu Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si. Semenjak kepemimpinan bupati Triyono, Purbalingga mulai berkembang pesat. Secara fisik kondisi wilayah perkotaan Kabupaten Purbalingga berkembang pesat. Bupati Triyono mampu membangun citra sebagai “Bupati Pembangunan”. Setidak-tidaknya inilah penilaian masyarakat awam yang melihat bertebaran ikon-ikon pembangunan yang berfungsi sebagai monumen di Purbalingga. Periode kedua masa kepemimpinan Triyono bersama Heru Sudjatmoko (Wabup), ditandai dengan pembangunan bidang pariwisata, ekonomi dan perikanan.

Duet kepemimpinan ini berhasil menyulap kolam renang kecil di Kecamatan Bojongsari menjadi arena waterboom dan beberapa wahana pendukung lainya. Owabong menjadi ikon pembangunan parisiwata. Selain Owabong, pengembangan sector pariwisata lainnya adalah pembangunan beberapa objek wisata seperti Taman reptile dan insecta, Museum uang, Taman buah, Wahana wisata Iptek serta Museum artefak dan wayang. Berkat kesungguhan bupati Triyono mengembangkan sector pariwisata, bupati triyono mendapat penghargaan Indonesia Tourism 2009 dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Berbagai strategi pemasaran dilakukan dalam rangka mengembangkan objek wisata yang ada, agar menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Salah satu strategi pemasaran untuk menarik pengunjung adalah dengan membagikan voucher diskon masuk owabong secara besar-besaran untuk menarik pengunjung datang. Fasilitas yang disediakan pun, cukup banyak dan semakin hari semakin dikembangkan dengan menambah fasilitas-fasilitas yang ada. Manajemen pemeliharaan, pengembangan dan pemasarannya pun sudah terkonsep dengan baik.

Owabong sendiri sebagai salah satu ikon pembangunan pariwisata di Purbalingga didirikan menjadi sebuah perusahaan daerah dimana menjadi penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang cukup besar untuk Purbalingga. Kemudian pada sektor ekonomi, bupati Triyono mengembangkan wilayah ekonomi segitiga emas (Segamas). Ia berhasil meyakinkan masyarakyat bahwa relokasi pasar kota ke dalam satu kawasan dengan terminal merupakan terobosan jitu untuk membangun perekonomian Purbalingga. Apalagi di kawasan yang sama juga didirikan bursa unggas dan ternak lainya. Munculnya berbagai macam objek wisata dan pasar Segamas tersebut tidak terlepas dari adanya investor asing yang menanamkan modalnya di Purbalingga. Selain di sector swasta Purbalingga juga mengembangkan sector industry. Industry yang saat ini sedang dikembangkan yaitu industry berbahan rambut yang memproduksi bulu mata dan wig.

Semboyan “Purbalingga nan unik, kota kecil penuh PMA(PENGUSAHA MODAL ASING)” bukan lagi hanya isapan jempol karena perekonomian utama Kabupaten Purbalingga saat ini ditopang oleh industri pengolahan berbahan rambut yang mayoritas memang PMA. Terbukanya lapangan kerja, naiknya daya beli masyarakat serta peningkatan pembangunan sarana publik menjadi indikasi bahwa masuknya PMA mampu merubah wajah Kabupaten Purbalingga. Kota Purbalingga yang dulu dijuluki sebagai “kota mati” kini mulai hidup. Lambat laun kegiatan ekonomi masyarakat menggeliat seiring menjamurnya PMA. Banyaknya investor yang masuk ke Purbalingga, juga membawa perubahan tersendiri dalam infrastruktur Purbalingga. Dengan adanya berbagai macam objek wisata dan industry-industri di Purbalingga berdampak pada perbaikan infrastruktur jalan di Purbalingga. Jalan-jalan yang dilewati dalam berbagai aktivitas industry dan pariwisata diperbaiki untuk memudahkan mobilisasi.

Dari hal-hal tersebut, maka tidak terlepas dari bagaimana Pemerintah Kabupaten Purbalingga melayani masyarakat atau para penanam modal dalam mengurus perijinan investasi. Pemerintah Purbalingga melakukan pelayanan prima untuk melayani setiap perijinan. Para birokrat melayani dengan sepenuh hati, berusaha untuk melayani dengan cepat dan mudah. Pelayanan perijinan dan investasi yang tadinya dilayani di beberapa kantor sekarang dilayani dalam satu kantor atau biasa disebut pelayanan satu atap (one stop service). Dengan adanya pelayanan satu atap ini pelayanan yang diberikan akan lebih cepat dan mempermudah para pengguna layanan. Pemerintah Kabupaten Purbalingga selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan publiknya. Bupati Triyono sendiri selalu menanamkan kepada para bawahannya (aparat pemerintah) untuk selalu memberikan pelayan yang berkualitas dan mempermudah penggunanya.

Beberapa kebijakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga mendukung kegiatan usaha dan investasi dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan usaha dan investasi adalah (sumber: Semnas HMJ-AN 2009) :

  1. Tidak mengeluarkan kebijakan pungutan pajak / retribusi yang terlalu membebani dunia usaha

  2. Penyederhanaan prosedur dan system pelayanan perijinan / investasi

  3. Penyediaan modal usaha bagi masyarakat melalui penguatan dan pengembangan lembaga keuangan bank dan non bank

  4. Menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam penelitian dan perguruan tinggi dalam penelitian, pengkajian, dan pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan potensi wilayah

  5. Menjalin kerjasama dengan perusahaan pengolah hasil pertanian (perikanan, peternakan, perkebunan, hortikultura, dan lain-lain)

  6. Pengembangan infrastruktur pendukung

  7. Pengelolaan lingkungan hidup yang lestari, optimal dan seimbang



Berkat kegigihan Bupati Triyono besrta jajarannya dalam mengelola pelayanan public yang prima, Pemerintah Kabupaten Purbalingga ditetapkan sebagai peringkat I di Jateng dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Prestasi ini setidaknya menggambarkan bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah di Purbalingga secara manajerial dan tingkat capaian kinerja baik pada tataran pengambil kebijakan maupun tataran pelaksana kebijakan, sudah sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), dan PP nomor 6 tahun 2008 tentang evaluasi LPPD (sumber : http//www.purbaligakab.co.id).

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh bupati Triyono untuk mengembangkan Purbalingga dapat dikaitkan dengan organisasi lain yang menuai kesuksesan juga yaitu organisasi yang dijalankan oleh Cacuk Sudariyanto dengan PT Telkomnya. Cacuk mengembangkan PT Telkom yang tadinya produktivitasnya rendah menjadi sebuah perusahaan yang maju. Restrukturisasi karyawan, pengembangan SDM dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh bupati Triyono yang melakukan perubahan di Purbalingga menjadi sebuah kabupaten yang maju dengan investasinya.

Bupati Triyono selalu menekankan kepada masyarakat untuk mencintai produk local, sedangkan kepada aparatur pemerintahannya selalu menekankan untuk memberikan pelayanan prima kepada semua pengguna layanan. Pelayanan prima di sini salah satunya yaitu dengan mempermudah akses pelayanan, tidak mempersulit. Apabila ada birokrat yang mempersulit, bupati Triyono tidak segan-segan untuk memberikan sanksi kepada birokrat tersebut. Yang diutamakan adalah kepuasan pengguna jasa layanan sehingga perubahan-perubahan berbagai sector lainnya pun mengikuti dengan pesat.

KLUB BARCELONA DALAM KONSEP KURVA "S"


Klub Barcelona yang mempunyai motto 'El Barca Es Mas Que Un Club' ini didirikan oleh 12 orang yang dipimpin Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899 di Katalonia. Melalui Barcelona inilah orang Katalonia ingin menunjukkan kelebihan mereka dari penjajah Spanyol. Terutama jika klub ini berhadapan dengan Real Madrid, yang sejak tahun 1930-an zamannya Jendral Franco merupakan klub favorit pemerintah Spanyol. Klub ini mempunyai semboyan 'Boleh kalah dengan klub lain, asal tidak dengan Real Madrid'. Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya dipasangi iklan.
Barcelona juga merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara.
Klub ini dijuluki 'Barca' dan 'Los Azulgranas' karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid. Klub ini juga pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff, Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Josep "Pep" Guardiola, Hristo Stoickov, Diego Maradona dan beberapa pemain seperti Luis Figo, Figo kemudian menjadi pemain yang sangat dibenci oleh pendukung Barcelona karena berkhianat ke rival abadi Real Madrid, pelemparan kepala babi dari karet padanya menggambarkan kebencian itu.
Sudah banyak kegagalan dan keberhasilan yang diraih oleh klub ini. Hal yang menarik adalah digantinya Frank Rijkaard, yang beralasan karena tak satupun trofi diraih dalam satu musim, tersingkirnya dari Liga Champion, serta gagal di Copa del Rey, dan terpuruk di peringkat tiga klasemen karena terpaut 17 angka dari rival abadinya Real Madrid. Padahal kalau dilihat lagi, Rijkaard adalah pelatih yang pas untuk Barca yang mengalami krisis sejak tahun 1999, yang sampai empat tahun tanpa gelar, tak stabil dan penuh perseteruan. Tiga musim kemudian, pelatih ini menjadikan Barca sebagai tim paling atraktif di Eropa. Pada musim pertamanya, banyak yang mencela pelatih ini karena kekalahan pertama di Nou Camp dalam 20 tahun terakhir oleh Real Madrid. Tapi kemudian dipimpin Ronaldinho dan kedatangan Edgar Davids menjadikan Barca tak terkalahkan di 17 pertandingan dan menutup musim itu sebagai runner-up di bawah Valencia. Musim keduanya, Barca menjadi kekuatan baru, meski gagal di Liga Champions di tangan Chelsea, mereka merebut gelar La Liga dan Piala Super Spanyol, trofi pertama pada 6 dekade terakhir. Musim 2005/2006 merupakan kejayaan Barca, Rijkaard mempersembahkan La Liga kedua dan Piala Super Spanyol, dan merebut trofi Liga Champions dengan mengalahkan Asenal.
Tetapi setelah itu tanda- tanda kemerosotan Barca mulai terlihat. Dimulai dengan kekalahan 0-3 dari Sevilla di piala super Eropa, disingkirkan Liverpool di Liga Champions, dipermalukan Gatafe di semifinal Copa Del Rey, dan terakhir disalip madrid di pertandingan akhir.
Penunjukan Joseph diharapkan dapat menaikkan nama Barca kembali. Presiden F.C Barcelona, yang menunjuk Joseph “Pep” Guardiola sebagai pelatih berharap akan membuahkan prestasi yang mengkilap dan bersejarah bagi Bercelona.
Maklum saja, ketika ditunjuk sebagai pelatih sekaligus manajer bagi Barcelona, Pep belum memiliki pengalaman dan prestasi dalam melatih. Ia hanyalah pelatih tim junior Barcelona. Umurnya pun baru 38 tahun. Wajar rasanya jika banyak yang menyangsikan kemampuannya. Apalagi, pelatih Barcelona sebelumnya, Frank Rijkaard, sukses memberikan Gelar Juara Liga Spanyol dan Juara Liga Champions Eropa pada tahun 2006. Debut menjadi seorang pelatih/manajer pada sebuah klub sepak bola bukanlah hal yang mudah, terlebih jika menangani tim sebesar Barcelona dan mengarungi kerasnya Liga Spanyol. Inilah ketakutan yang sempat singgah pada diri Guardiola dan para fans setia Barcelona.
Ternyata Pep mendatangkan berbagai sejarah baru. Kemenangan besar 2-6 atas rival abadi mereka di Liga Spanyol, Real Madrid, merupakan rekor kemenangan tandang terbesar dalam 60 tahun terakhir. Hal ini jelas sangat memalukan bagi ”el Real”. Pep Guardiola sendiri mencatatkan rekor sebagai pelatih termuda dalam 49 tahun terakhir penyelenggaraan Liga Champions. Pep juara dalam usia 38 tahun 129 hari, atau orang ketiga sepanjang sejarah setelah Jose Villalonga (36 tahun 125 hari) bersama Real Madrid tahun 1956 dan Miguel Munoz (38 tahun 121 hari) bersama Real Madrid tahun 1960. Pep juga mencatatkan diri sebagai orang keenam yang mampu menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih, serta orang ketiga yang mampu melakukannya di klub yang sama. Puncaknya, Barcelona mampu menjadi peraih Treeble Winners pertama kali dalam sejarah klub sepak bola Spanyol, dengan menyatukan gelar Juara Liga, Juara Liga Champions, dan “Copa del Rey”. Sebuah prestasi yang belum mampu diraih oleh rival abadinya, Real Madrid. Dan, kesuksesan ini berpeluang menghantarkan Lionel Messi sebagai Pemain Terbaik Dunia dan Eropa tahun 2009.
Lalu apa yang menjadi rahasia Barca sehingga bisa setangguh itu? Samuel Eto’o, striker Barca asal Kamerun, membeberkan rahasia sukses timnya terus menuai kemenangan di musim ini tak terlepas dari teknik latihan yang diterapkan Pep Guardiola.
“Jika Anda melihat cara kami berlatih, Anda akan tahu bagaimana kami bermain,” ujarnya membuka rahasia walau tak secara gamblang.
“Jika Anda berlatih keras setiap hari, Anda mungkin akan mendapat libur satu hari, tapi hanya satu itu saja,” papar Eto’o lagi.
Jadi, kunci sukses mereka adalah:
sabar walau dalam keadaan kekurangan
disiplin, bekerja keras setiap saat untuk memperbaiki diri
bertekad kuat untuk sukses dan semakin sukses
banyak mendengarkan, tidak banyak bicara.

Jika kita mengkaitkan perkembangan kegagalan dan keberhasilan Tim Sepak Bola Barcellona tersebut dengan konsep perubahan dalam organisasi, konsep yang sesuai adalah kurva “S” (Sigmoid Curve) yaitu dalam suatu organisasi pasti ada pasang surut, ada kalanya klub Barca tersebut dapat memenangkan pertandingan dan ada kalanya pula dapat gagal dalam pertandingan. Selain kurva tersebut, terdapat kurva Kedua (The Second Curve) yang menjelaskan bahwa dalam organisasi sepakbola Barcelona tersebut seharusnya Barca melakukan perubahan pada saat keberhasilan telah tercapai, karena apabila perubahan dilakukan pada saat telah mencapai kegagalan, sangatlah sulit perubahan tersebut dapat berhasil. Dan sebuah perubahan juga sangatlah membutuhkan waktu, sebuah organisasi harus berani melakukan perubahan dan yakin perubahan tersebut akan membawa pengaruh positif kepada organisasi tersebut. Karena tanpa adanya keyakinan tersebut tentunya perubahan akan sangat sulit terealisasikan.

PROFIL KELOMPOK PROAKTIF

on Tuesday, May 11, 2010

PROAKTIF

Kelompok Proaktif terbentuk tanggal 1 Mei 2010 dalam rangka memenuhi tugas Mata kuliah Pengembangan Organisasi yang diampu oleh Bapak Dr. Ali Rokhman, M.Si. Kami mengemban Motto yaitu “Anda bisa saja gagal dengan The Great Team.. Tapi Anda tidak akan bisa menang tanpanya”


Kami mendapat tugas untuk mereview Buku Change Karangan Rhenald Kasali bab 13 Pesta perubahan.

Anggota Kami terdiri dari :

Mardiyatun Nisyah (Koor.) F1B008048

Galih Dearisa F1B006085

Emma Amalia F1B008017

Muhlisoh F1B008067

Sri Wiyani F1B008102


Selamat membaca review kami..... Silakan untuk teman-teman dari kelompok lainnya untuk MENGOMENTARI sebanyak-banyaknya materi kelompok Proaktif. Terima Kasih



BAB 13 PESTA PERUBAHAN

on Thursday, April 29, 2010

Setiap orang memaknai setiap perubahan berbeda-beda, ada yang menganggap bahwa perubahan tersebut merupakan suatu pesta yang harus diterima dan dirayakan dengan suka cita, dan ada pula yang menganggap bahwa perubahan adalah suatu bencana yang ditakuti dan ditolak keberadaannya.

Mungkin ada benarnya bahwa masyarakat tradisional lebih cerdas memaknai perubahan. Bagi mereka, kehidupan sudah ada yang mengatur dan perubahan adalah alat Sang Pencipta untuk membentuk kehidupan yang lebih baik agar manisia makin mengenalnya. Bisa kita contohkan, orang-orang Hindu di Bali ketika terjadi ledakan bom di depan Paddy’s Cafe di Pantai Legian. Mereka tidak membalasnya dengan amukan, kendati hidup mereka tiba-tiba berubah menjadi serba sulit. Orang-orang Bali tetap bersyukur dan menggelar ritual-ritual keagamaan dengan pakaian warna-warni dan musik ritual.

Dengan adanya dua sikap pernyataan diatas, maka pada bab ini akan membahas dua topik baru, yaitu bagaimana merancang agar perubahan dijadikan sesuatu yang menyenangkan dan bagaimana mengatasi dan mengenal pihak-pihak yang enggan datang ke pesta itu karena resisten terhadap perubahan.


MERANCANG SEBUAH PESTA

Disini diibaratkan bahwa perubahan adalah suatu pesta. Anda ditunjuk untuk merancang suatu pesta pernikahan, Anda dituntut untuk memilih jenis pesta seperti apa yang dapat mempengaruhi suasana pesta tersebut. Pilihan pertama adalah sebuah pesta yang akrab, saling menyapa, dan tamu merasa krasan di pesta tersebut. Sedangkan yang kedua adalah pesta resmi, yang datang sekedar untuk menyalami pengantin, makan sebentar lalu pulang.


Mana yang Anda pilih?

Rancangan suatu pesta tentu saja tidak bisa lepas dari tujuan yang hendak dicapai dan siapa audience atau sasarannya. Begitupun merancang sebuah perubahan harus jelas betul kita memisahkannya, apa tujuan dan siapa sasaranya. Kita tidak mungkin membuat pesta ke dalam untuk keluarga besar tetapi dengan suasana untuk kalangan eksternal. Harap diingat bahwa pesta perubahan lebih banyak ditunjukan ke dalam dan pesta itu sendiri memakan waktu yang panjang.

Untuk merancang sebuah pesta dibutuhkan TOPI PeSTA, TOPI PeSTA merupakan singkatan untuk menciptakan suasana pesta yang kita kehendaki, yaitu antara lain sebagai berikut:

  1. Tujuan/ pesan;

  2. Organizer;

  3. Peralatan pesta;

  4. Informasi;

  5. Penghibur;

  6. Suasana;

  7. Tata tertib;

  8. Artistik.

Kedelapan elemen ini sama pentingnya satu sama lain, sebab tanpa salah satunya ia tidak layak disebut pesta.


Tujuan/ Pesan yang Ingin Disampaikan

Tujuan dari pesta ini adalah menciptakan dukungan untuk suatu perubahan. Dukungan itu akan tampak pada kebersamaan, penerimaan, keterbukaan, inisiatif, usulan-usulan, semangat dan antuisme serat daya rekat organisasi.


Organizer

Dalam suatu perencanaan dibutuhkan suatu team khusus yang merancang suasana dan acara. Ia mempersiapkan segalanya, mulai dari diagnosa masalah, suasana yang hendak dihasilkan, dimana saja, siapa saja yang terlibat, apa peralatan yang dibutuhkan, dan mengapa demikian.


Peralatan Pesta

Dibutuhkan adanya peralatan-peralatan pendukung seperti layaknya sebuah pesta: emblem, slogan dan yang lebih penting adalah orang. Orang tersebut haruslah terdiri dari para pemegang otoritas, mulai dari CEO, CFO. Wakil Presiden, General Manager, sampai para Manager dan supervisor. Mereka juga perlu membuat sayembara-sayembara yang dikompetisikan, yang adakalanya bisa melibatkan keluarga karyawan.


Informasi

Dari semua itu ada satu yang penting, yaitu penyebaran informasi. Informasi bersifat memberitahu, memberi semangat, menyortir, dan mendidik. Seorang pemimpin perubahan memimpin dengan informasi. Dengan adanya informasi maka dapat dijadikan suatu acuan langlah-langkah mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan. Informasi yang disampaikan harus bersifat mengajak dan bukan perintah.


Penghibur

Suatu pesta memerlukan suatu penghibur. Dalam suatu pesta penghibur bertujuan agar para tamu yang datang bisa terhibur dan senang dengan pesta tersebut. Begitu pula dengan suatu perubahan, penghibur ini bertujuan untuk memberikan kesan yang kuat terhadap perubahan yang terjadi.


Suasana

Untuk menjamin agar semua orang meras terundang dalam pesta tersebut, kita harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan. Atmosfer ini bisa bersifat fisik ( apa yang dirasakan, didengar, diucapkan, dilihat), tetapi juga kultural (bahasa tubuh, slogan, cerita, dan sebagainya).


Tata Tertib

Untuk menjadikan perubahan sebagai sebuah pesta dibutuhkan tata tertib yang dimengerti disepakati semua pihak.

Artistik

Sebuah pesta harus menarik dan arstistik. Tidak boleh sekedar asal jadi atau menjalankan target. Maka buatlah tema-tema yang mengugah dan artistik.pesta itu sendiri merupakan suatu alat. Yaitu, alat untuk membuat perubahan menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Untuk membuat perubahn itu berhasil, tentu saja pemimpin perubahn tidak semata-mata mengedepankan pesta itu sendiri. Ada tujuh hal pokok yang perlu diperhatikan sebagai “core” dalam pesta perubahn yang akan dibahas berikut ini.

THE SEVEN ESSENTIALS OF ENCOURAGING

Kouzes & Posner (2003) memperkenalkan tujuh kunci utama untuk merangsang perubahan. Ketujuh kunci utama itu disebut sebagi The Seven Essentials of Encouraging, terdiri atas

  • Standar yang jelas

  • Standar yang sempurna

  • Perhatian

  • Personalisasi penghargaan

  • Rayakan keberhasilan bersama-sama

  • Berikan cerita

  • Berikan contoh


Mari kita bahas satu persatu berikut ini:


Tetapkan Standar yang Jelas

Supaya berhasil dalam menggerakan perasaan, sangat mutlak dibutuhkan kesamaan visi tentang standar yang harus dicapai. Standar itu bisa berupa sasaran, nilai-nilai, atau pun prinsip-prinsip.

Dengan mengumumkan standar yang jelas dan dimengerti semua orang, dan dengan mengaitkan prestasi dengan standar itu, para pemimpin menciptaka sebuah patokan untuk berprestrasi. Syaratnya, standar itui harus merangsang, menimbulkan aspirasi, dorongan-dorongan untuk pencapaian, dan merupakan sebuah standar yang menuju kepada sebuah kesempurnaan.


Harapan Kesempurnaan

Sebuah pesta perubahn akan berjalan menyenangkan apabila pemimpin memiliki keyakinan kuat bahwa para pengikutnya mau dan mampu mengerakan seluruh kekuatan. Dengan kata lain, harus ada asumsi bahwa apa pun peranan yang disandang oleh setiap orang, ada kepercayaan bahwa manusia dapat mencapai standar tinggi yang telah ditetapkan.


Berikan Perhatian

Pemimpin yang perhatian akan dikenal sebagai atasan yang bersahabat dan mengenal masalah-masalah para stafnya dengan jelas. Pemimpin memberikan perhatian seperti melakukan kunjungan rutin pada stafnya maka tidak ada lagi rasa takut dan curiga.


Personalisasi Pengakuan

Pengakuan atau penghargaan perlu diberikan untuk “mengingatkan kembali” atau sebuah upaya untuk meneguhkan seseorang. Pimpinan harus mengenali betul personal orang yang akan diberikan penghargaan. Dengan begitu pemimpin dapat memberikan penghargaan secara lebih special dan penuh makna (memorable).


Rayakan Keberhasilan Bersama

Setiap keberhasilan harus dirayakan. Perayaan tidak harus berupa pesta mewah. Di sinilah kita berbagi dengan sekelompok orang-orang yang berjasa dan layak diberi penghargaan.


Berikan Cerita

Perubahan akan semakin indah bila dilengkapi dengan cerita-cerita yang akan menggerakkan tindakan, menyentuh manusia, mengajarkan sesuatu, dan menimbulkan daya ingat yang kuat. Cerita dapt diberikan lewat seminar, pidato pimpinan, media massa, dsb.


Memberikan Contoh

Ketika pimpinan memberikan contoh maka bawahan dan para pengikutnya akan melakukan sesuatu tanpa beban. Karena mereka tahu pemimpinnya dapat ditiru, dan sebuah perlakuan yang adil sedang terjadi.


MENCIPTAKAN ATMOSFER UNTUK PERUBAHAN

Dalam menciptakan perubahan Anda perlu menciptakan atmosfer kondusif yang membuat semua orang bergerak beriringan dan melakukan perubahan dengan senang hati. Sebab, pada dasarnya bukan keengganan terhadap perubahan yang ada di manusia, melainkan ketidaknyamanan “diubah”.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk menciptakan perubahan :

  1. Gunakan Bahasa Tubuh yang Bersahabat

Bahasa tubuh yang bersahabat akan sangat membantu orang-orang merasa nyaman berada di sekitar Anda. Wibawa Anda akan sangat ditentukan oleh bagaimana Anda menata bahasa tubuh Anda dengan baik.

  1. Gunakan Simbol-simbol Perubahan

Manusia berkomunikasi dengan symbol-simbol. Manusia dapat memahami simbo-simbol itu dengan baik, dan semakin tinggi tingkat yang dicapai seseorang, akan semakin simbolik komunikasinya. Contohnya seperti Ir. Soekarno menggunakan peci hitam dan seragam putih, tapi dilengkapi dengan bintang-bintang jasa dan tongkat komando untuk menyampaikan bahwa ialah panglima revolusi. Pendekatan budaya ini, kalau dilakukan dengan baik, dapat menciptakan atmosfer perubahan yang efektif.

  1. Gunakan pihak ketiga yang mereka sukai dan hormati

Orang-orang ketiga yang kredibel, punya keahlian khusus, jujur, dikenal luas, dan enak dilihat, dapat digunakan atau dimintakan bantuannya untuk mencairkan suasana. Orang-orang yang selama ini mereka kenal lewat media massa akan menimbulkan kekaguman, asalkan betul-betul ahli dan tidak berbicara bias. Ucapan-ucapan mereka biasanya jauh lebih didengar daripada diucapkan oleh orang dalam. Orang luar yang independen dan kredibel dianggap tak punya conflicting of interest. Suasana yang tercipta harus relaks dan menyenangkan agar semua pihak dapat menerimanya dengan pikiran yang bersih dan bersahabat.

4. Berikan pelatihan lintas sektoral

Kemampuan untuk berubah akan sangat ditentukan oleh input yang mereka miliki. Pelatihan adalah alat yang bagus untuk mengisi kepala para pengikut, apalagi bila diberikan secara lintas sektoral sehingga mereka paham apa yang terjadi di divisi/unit bisnis lainnya.

5. Kirim mereka keluar

Pada dasarnya, manusia memang senang diajak jalan-jalan. Dengan melihat hal-hal baru yang terjadi di luar, sikap seseotang bisa menjadi lebih positif. “perkawinan pemikiran” dengan dunia luar diyakini akan membuat cara seseorang melihat persoalan lebih baik. Dengan melihat hal-hal yang terjadi di luar lingkungan mereka sehari-hari, mereka akan berefleksi yaitu bercermin betapa tertinggalnya mereka kalau tidak berubah.

6. Temukan kehebatan bawahan

Kita membuka kuping lebar-lebar untuk mencari kehebatan-kehebatan atau karya-karya luar biasa yang dilakukan kolega, anak buah atau bawahan-bawahan kita. Tapi cobalah memberikan penghargaan terhadap hal-hal yang kita anggap biasa saja. Pasti mereka akan lebih bersemangat memberikan yang lebih baik lagi.

7. Ganti bagian-bagian tertentu

Mulailah perubahan dengan mengganti bagian-bagian fisik tertentu dalam perusahaan. Atmosfer baru ini harus diikuti langkah-langkah yang jelas serta visi yang dimengerti oleh semua pihak. Ruangan baru menuntut cara-cara baru dalam bekerja. Jangan malas untuk melakukan inspeksi yang bersahabat sambil menyalami, mendengarkan, berdialog, makan bersama dan mendampingi mereka. Tapi yang lebih penting lagi adalah perubahan harus segera digelindingkan.

8. Tumbuhkan kepercayaan

Perubahan pasti menimbulkan kecurigaan-kecurigaan. Maka sedari awal bekerjalah dengan kepercayaan. Jangan bangun sikap “angker” dan berjarak. Semakin besar kepercayaan akan semakin besar pula kemungkinan untuk tercipta perubahan.

Kepercayaan harus ditumbuhkan, ia bukan sesuatu yang dapat diperoleh secara cuma-cuma. Semakin sering anda mengunjungi mereka, akan semakin besar rasa percaya di antara mereka. Kepercayaan adalah fungsi dari waktu, yaitu berapa banyak waktu yang anda berikan. Semakin banyak waktu yang anda berikan, anda akan dinilai semakin peduli. Semakin peduli artinya semakin dipercaya.

9. Berikan “Ownership” perubahan pada mereka

Perubahan memang agenda penting anda, tetapi ia tidak akan pernah berhasil dengan baik bila hanya menjadi milik anda sepenuhnya. Maka berikan atau alihkan kepemilikan (ownership) perubahan itu dari tangan anda, lalu kepada seluruh karyawan. Jangan segan-segan melakukannya berkali-kali. Alihkan kepemilikan lewat berbagai pertemuan rutin dan berikan mereka inisiatif untuk memeloporinya. Sekali lagi ingatlah, bukan keengganan untuk berubah yang ada pada manusia, melainkan keengganan untuk “diubah”.

10. Tunjukkan bahwa perubahan menguntungkan semua pihak

Pemimpin harus mampu menunjukkan pada semua bawahannya bahwa perubahan itu, kalau berhasil, akan sangat bermanfaat bagi mereka semua. Jangan hanya menggunakan perspektif perusahaan atau alasan, melainkan gunakan perspektif bersama. Jangan menggunakan kalimat perintah satu arah, tetapi selalu berikan “alasan-alasan kebersamaan” sebagai dasar suatu ketentuan.

Dengan prinsip ini maka sebagai timbal balik perusahaan harus rela memberikan “bahan bakar” senyuman kepada karyawan berupa bonus atau penghargaan-penghargaan lainnya bila perubahan mulai membuahkan hasil. Karena perubahan adalah milik bersama maka mereka pun berhak menikmatinya bersama-sama pula.

11. Lakukan pertemuan rutin

Pertemuan yang dirancang secara rutin, efektif, dan menyenangkan dapat memperlancar arus perubahan. Dalam pertemuan-pertemuan tersebut dapat segera diperoleh informasi, serta diambil keputusan-keputusan yang harus segera ditindaklanjuti. Dengan berorientasi pada informasi dan keputusan, perubahan dapat lebih terkendali. Namun demikian, pertemuan rutin harus dibatasi waktunya, tidak boleh dilakukan secara tanpa batas, atau berlangsung terlalu sering yang dapat menimbulkan kejenuhan-kejenuhan. Manusia pada dasarnya mengalami resistensi pada perubahan.


Mengapa manusia enggan berubah?

Ada banyak alasan mengapa program-program manajemen perubahan tidak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Salah satunya adalah besarnya keengganan pada manusia untuk mengadopsi sesuatu yang baru.

Kalau manfaatnya lebih besar, mengapa enggan mengadopsinya? Ternyata mereka takut kehilangan kenikmatan-kenikmatan lain yang secara emosional telah menemani mereka bertahun-tahun. Mereka telah dikendalikan oleh habit atau kebiasaan. Siapapun yang telah dikendalikan oleh habit akan kesulitan mengubahnya.

  1. Perubahan Itu Bukan Datang dari Diri Orang Tersebut

Dalam mengarungi kehidupan, manusia cenderung ingin mengendalikan hidupnya. Manusia akan selalu mencari inisiatif dan hal- hal baru. Tetapi, apabila ada gagasan perubahan dari orang lain, biasanya penerima akan menjadi pasif dean merasa tak tertarik.

Pemimpin yang bijak akan mengkoordinasi pengikutnya agar lebih aktif dalam mengajukan gagasan agar lebih bersemangat lagi.

  1. Gangguan terhadap Rutinitas

Hidup kita pada dasarnya menciptakan rutinitas. Rutinitas yang berulang- ulang akhirnya akan menciptakan kebiasaan. Oleh karena itu apabila ada perubahan yang datang tentunya akan mengancam kebiasaan- kebiasaan kita. Oleh karena itu ada dua hal yang sangat diperlukan dalam menghadapi perubahan. Pertama, bagaimana kita dapat membuang kebiasaan- kebiasaan lama dan, kedua kita harus bisabelajar tentang hal- hal baru.

  1. Perubahan Menimbulkan Ketakutan- ketakutan terhadap Sesuatu yang Baru

Biasanya kita lebih mementingkan masalah- masalah yang telah lalu tanpa mempertimbangkan solusi- solusi yang harus dicapai. Padahal untuk menghadapi perubahan yang terjadi, adakalanya kita harus meruntuhkan bangunan yang telah lama dan menggantinya dengan bangunan baru, tetapi kebanyakan orang hanya merenovasi bangunan tersebut agar terlihat lebih baik. Dalam arti sebenarnya, seharusnya kita dapat melihat hal- hal baru dan mencari solusi tanpa melihat masalah yang telah lalu. Melihat masa lalu hanya oleh dilakukan apabila ada alasan- alasan tertentu.

  1. Tujuan Perubahan Tidak Jelas

Dalam melakukan perubahan, harus ada visi yang jelas dari perubahan tersebut. Dan kita juga harus mampu menjelaskan visi tersebut kepada orang lain sehingga orang lain mengerti apa tujuan dari perubahan yang dilakukan.

  1. Perubahan Menimbulkan Rasa Takut Kegagalan

Ada dua tipe manusia. Yang pertama adalah orang- orang yang sangat menhindari perubahan karena takut akan kegagalan. Dan kedua adalah orang- orang yang cenderung berani menghadapi kegagalan. Tipe manusia pertama akan menghambat terjadinya perubahan karena selalu dibayang- bayangi akan kegagalan dalam melakukan perubahan.

  1. Pengorbanan yang Diberikan Terlalu Besar

Pengorbanan bukanlah cerminan dari apa yang terjadi, melainkan cerminan dari apa yang dipikirkan seseorang. Jadi persepsi tentang perubahanlah yang membentuk pandangan seseorang. Manusia terkadang enggan menerima perubahan karena menganggap pengorbanan yang diberikan terlalu besar dan manfaatnya tidak terlalu besar. Manusia selalu menimbang antara pengorbanan dan manfaat yang akan diterima. Oleh karena itu, untuk melakukan perubahan harus ada keyakinan bahwa manfaat yang diterima lebih besar dari pengorbanan yang diberikan.

  1. Sudah Sangat Puas dengan Kondisi Sekarang

Suatu ketika manusia akan mengalami zona kenyamanan (comfort zone) dan memeluk erat-erat selimut kenyamanannya. Kebanyakan kita lebih memilih untuk mati daripada berubah. Selama manusia sudah merasa puas dan nyaman, perubahan akan sulit diwujudkan. Dan orang-orang yang melakukan perubahan akan dihadapkan dengan berbagai halangan.

8. Pikiran-pikiran Negatif

Perubahan tentu saja akan sulit dilakukan selama orang-orang punya pikiran negative. Orang-orang yang berpikiran negative akan selalu mencari argumentasi bahwa perubahan yang dilakukan salah dan menyimpang. Tetapi hokum alam megatakan, mereka yang tidak mau berubah akan menuai kesulitannya sendiri.

9. Para Pengikut Tak Punya Respek pada Pimpinan

Orang-orang Asia umumnya melihat pemimpin bukan sekadar dari isinya, melainkan juga “cara”nya. Pengikut bisa sangat tidak respek pada atasannya karena beberapa hal. Biasanya pimpinan yang bekerja tanpa integritas akan gagal melakukan perubahan. Karena tanpa integritas, seorang pemimpin tak akan dituruti.

10. Kecemasan Seorang Atasan

Banyak kegagalan organisasi yang disebabkan oleh persoalan di lini atas, yaitu atasan-atasan yang tidak kompak, saling menyalahkan, dan cemas terhadap perubahan yang telah mereka canangkan sendiri.

11. Perubahan Bisa Berarti Kehilangan Sesuatu

Dalam setiap perubahan, orang selalu menimbang-nimbang apa yang akan terjadi pada hidup pribadinya. Setidaknya ada tiga kelompok yang berbeda dalam menerima akibatnya. (1) mereka yang dirugikan; (2) mereka tidak banyak terpengaruh; (3) mereka yang akan banyak diuntungkan. Maka sekecil apapun, cobalah menghindari perlakuan-perlakuan kurang adil dalam perubahan.

12. Perubahan Menuntut Tambahan Komitmen

Dalam banyak hal, perubahan menuntut komitmen waktu. Banyak orang memimpikan perubahan, tetapi begitu mereka tenggelam pada rutinitas dan merasa tak punya waktu lebih banyak lagi maka mereka memilih untuk tidak melakukannya.

13. Berpikir Sempit

Orang-orang yang berpikiran sempit tak bisa melihat kebenaran. Mereka hanya memercayai jalan pikirannya sendiri. Orang-orang yang berpikiran sempit akan selalu menciptakan halangan-halangan untuk perubahan dengan alas an untuk kebaikan menurut versi mereka sendiri. Ada dua tipe yang berwawasan sempit yaitu : mereka yang berwawasan sempit namun jujur dan tidak jahat, dan mereka yang berwawasan namun tidak jujur, berprasangka negative dan tidak menyenangkan.

14. Terperangkap Tradisi

Tradisi sesungguhnya diciptakan untuk kepentingan manusia agar hidup lebih bahagia, aman, damai, dan sentosa. Tetapi waktu berjalan terus dan persoalan-persoalan hidup yang dialami manusia mengalami perubahan. Orang-orang yang terikat tradisi tersebut biasanya enggan meneruskan kerja. Mereka akan memberikan seribu satu alasan, mulai dari alas an yang masuk akal sampai alasan-alasan gaib yang menakutkan. Manusia yang terikat tradisi bisa sangat sulit untuk berubah, dan tentu saja mereka akan menuai kesulitannya sendiri.



PENUTUP

Seorang pemimpin harus dapat membuat agar perubahan benar-benar menjadi sebuah pesta ketimbang sesuatu yang menakutkan. Oleh karena itu, tentu saja pemimpin harus mengerti betul mengapa manusia pada dasarnya enggan berubah. Pemimpin perlu menetapkan sasaran dan standar yang jelas, mengharapkan standar yang sempurna dan inspiratif, memberikan perhatian, mempersonalisasi pengakuan secara customized , memberikan contoh-contoh dan cerita, serta merayakan keberhasilan bersama-sama. Lebih dari itu semua, diperlukan upaya-upaya untuk menciptakan suasana yang sejuk dan bersemangat untuk menciptakan perubahan.