ASSALAMUALAIKUM WR. WB...... SELAMAT DATANG

KELOMPOK 13
PROAKTIF



Perubahan yang sempurna mustahil bagi orang-orang yang egois dan individualis... tanpa kerjasama tim kemenangan tidak akan ada sama sekali
.


Anggota Kelompok Proaktif :

Mardiyatun Nisyah (Koor.) F1B008048
Galih Dearisa F1B006085
Emma Amalia F1B008017
Muhlisoh F1B008067
Sri Wiyani F1B008102



GANBATTE!!!

Pesta Perubahan

Pesta Perubahan
ini adalah merupakan contoh dari pesta perubahan

KLUB BARCELONA DALAM KONSEP KURVA "S"

on Monday, May 31, 2010


Klub Barcelona yang mempunyai motto 'El Barca Es Mas Que Un Club' ini didirikan oleh 12 orang yang dipimpin Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899 di Katalonia. Melalui Barcelona inilah orang Katalonia ingin menunjukkan kelebihan mereka dari penjajah Spanyol. Terutama jika klub ini berhadapan dengan Real Madrid, yang sejak tahun 1930-an zamannya Jendral Franco merupakan klub favorit pemerintah Spanyol. Klub ini mempunyai semboyan 'Boleh kalah dengan klub lain, asal tidak dengan Real Madrid'. Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya dipasangi iklan.
Barcelona juga merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara.
Klub ini dijuluki 'Barca' dan 'Los Azulgranas' karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid. Klub ini juga pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff, Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Josep "Pep" Guardiola, Hristo Stoickov, Diego Maradona dan beberapa pemain seperti Luis Figo, Figo kemudian menjadi pemain yang sangat dibenci oleh pendukung Barcelona karena berkhianat ke rival abadi Real Madrid, pelemparan kepala babi dari karet padanya menggambarkan kebencian itu.
Sudah banyak kegagalan dan keberhasilan yang diraih oleh klub ini. Hal yang menarik adalah digantinya Frank Rijkaard, yang beralasan karena tak satupun trofi diraih dalam satu musim, tersingkirnya dari Liga Champion, serta gagal di Copa del Rey, dan terpuruk di peringkat tiga klasemen karena terpaut 17 angka dari rival abadinya Real Madrid. Padahal kalau dilihat lagi, Rijkaard adalah pelatih yang pas untuk Barca yang mengalami krisis sejak tahun 1999, yang sampai empat tahun tanpa gelar, tak stabil dan penuh perseteruan. Tiga musim kemudian, pelatih ini menjadikan Barca sebagai tim paling atraktif di Eropa. Pada musim pertamanya, banyak yang mencela pelatih ini karena kekalahan pertama di Nou Camp dalam 20 tahun terakhir oleh Real Madrid. Tapi kemudian dipimpin Ronaldinho dan kedatangan Edgar Davids menjadikan Barca tak terkalahkan di 17 pertandingan dan menutup musim itu sebagai runner-up di bawah Valencia. Musim keduanya, Barca menjadi kekuatan baru, meski gagal di Liga Champions di tangan Chelsea, mereka merebut gelar La Liga dan Piala Super Spanyol, trofi pertama pada 6 dekade terakhir. Musim 2005/2006 merupakan kejayaan Barca, Rijkaard mempersembahkan La Liga kedua dan Piala Super Spanyol, dan merebut trofi Liga Champions dengan mengalahkan Asenal.
Tetapi setelah itu tanda- tanda kemerosotan Barca mulai terlihat. Dimulai dengan kekalahan 0-3 dari Sevilla di piala super Eropa, disingkirkan Liverpool di Liga Champions, dipermalukan Gatafe di semifinal Copa Del Rey, dan terakhir disalip madrid di pertandingan akhir.
Penunjukan Joseph diharapkan dapat menaikkan nama Barca kembali. Presiden F.C Barcelona, yang menunjuk Joseph “Pep” Guardiola sebagai pelatih berharap akan membuahkan prestasi yang mengkilap dan bersejarah bagi Bercelona.
Maklum saja, ketika ditunjuk sebagai pelatih sekaligus manajer bagi Barcelona, Pep belum memiliki pengalaman dan prestasi dalam melatih. Ia hanyalah pelatih tim junior Barcelona. Umurnya pun baru 38 tahun. Wajar rasanya jika banyak yang menyangsikan kemampuannya. Apalagi, pelatih Barcelona sebelumnya, Frank Rijkaard, sukses memberikan Gelar Juara Liga Spanyol dan Juara Liga Champions Eropa pada tahun 2006. Debut menjadi seorang pelatih/manajer pada sebuah klub sepak bola bukanlah hal yang mudah, terlebih jika menangani tim sebesar Barcelona dan mengarungi kerasnya Liga Spanyol. Inilah ketakutan yang sempat singgah pada diri Guardiola dan para fans setia Barcelona.
Ternyata Pep mendatangkan berbagai sejarah baru. Kemenangan besar 2-6 atas rival abadi mereka di Liga Spanyol, Real Madrid, merupakan rekor kemenangan tandang terbesar dalam 60 tahun terakhir. Hal ini jelas sangat memalukan bagi ”el Real”. Pep Guardiola sendiri mencatatkan rekor sebagai pelatih termuda dalam 49 tahun terakhir penyelenggaraan Liga Champions. Pep juara dalam usia 38 tahun 129 hari, atau orang ketiga sepanjang sejarah setelah Jose Villalonga (36 tahun 125 hari) bersama Real Madrid tahun 1956 dan Miguel Munoz (38 tahun 121 hari) bersama Real Madrid tahun 1960. Pep juga mencatatkan diri sebagai orang keenam yang mampu menjuarai Liga Champions sebagai pemain dan pelatih, serta orang ketiga yang mampu melakukannya di klub yang sama. Puncaknya, Barcelona mampu menjadi peraih Treeble Winners pertama kali dalam sejarah klub sepak bola Spanyol, dengan menyatukan gelar Juara Liga, Juara Liga Champions, dan “Copa del Rey”. Sebuah prestasi yang belum mampu diraih oleh rival abadinya, Real Madrid. Dan, kesuksesan ini berpeluang menghantarkan Lionel Messi sebagai Pemain Terbaik Dunia dan Eropa tahun 2009.
Lalu apa yang menjadi rahasia Barca sehingga bisa setangguh itu? Samuel Eto’o, striker Barca asal Kamerun, membeberkan rahasia sukses timnya terus menuai kemenangan di musim ini tak terlepas dari teknik latihan yang diterapkan Pep Guardiola.
“Jika Anda melihat cara kami berlatih, Anda akan tahu bagaimana kami bermain,” ujarnya membuka rahasia walau tak secara gamblang.
“Jika Anda berlatih keras setiap hari, Anda mungkin akan mendapat libur satu hari, tapi hanya satu itu saja,” papar Eto’o lagi.
Jadi, kunci sukses mereka adalah:
sabar walau dalam keadaan kekurangan
disiplin, bekerja keras setiap saat untuk memperbaiki diri
bertekad kuat untuk sukses dan semakin sukses
banyak mendengarkan, tidak banyak bicara.

Jika kita mengkaitkan perkembangan kegagalan dan keberhasilan Tim Sepak Bola Barcellona tersebut dengan konsep perubahan dalam organisasi, konsep yang sesuai adalah kurva “S” (Sigmoid Curve) yaitu dalam suatu organisasi pasti ada pasang surut, ada kalanya klub Barca tersebut dapat memenangkan pertandingan dan ada kalanya pula dapat gagal dalam pertandingan. Selain kurva tersebut, terdapat kurva Kedua (The Second Curve) yang menjelaskan bahwa dalam organisasi sepakbola Barcelona tersebut seharusnya Barca melakukan perubahan pada saat keberhasilan telah tercapai, karena apabila perubahan dilakukan pada saat telah mencapai kegagalan, sangatlah sulit perubahan tersebut dapat berhasil. Dan sebuah perubahan juga sangatlah membutuhkan waktu, sebuah organisasi harus berani melakukan perubahan dan yakin perubahan tersebut akan membawa pengaruh positif kepada organisasi tersebut. Karena tanpa adanya keyakinan tersebut tentunya perubahan akan sangat sulit terealisasikan.

0 comments:

Post a Comment