ASSALAMUALAIKUM WR. WB...... SELAMAT DATANG

KELOMPOK 13
PROAKTIF



Perubahan yang sempurna mustahil bagi orang-orang yang egois dan individualis... tanpa kerjasama tim kemenangan tidak akan ada sama sekali
.


Anggota Kelompok Proaktif :

Mardiyatun Nisyah (Koor.) F1B008048
Galih Dearisa F1B006085
Emma Amalia F1B008017
Muhlisoh F1B008067
Sri Wiyani F1B008102



GANBATTE!!!

Pesta Perubahan

Pesta Perubahan
ini adalah merupakan contoh dari pesta perubahan

Purbalingga “Kota Mati” yang kini mulai “Hidup”

on Monday, May 31, 2010


Keterkaitan Konsep Kurva “S” dengan Perkembangan Klub Sepak Bol

Apa yang ada di benak kita saat mendengar nama Purbalingga? Pikiran yang terlintas yaitu Purbalingga merupakan sebuah kota kecil yang berbatasan dengan Kabupaten Banyumas yang perkembangannya jauh di belakang Kabupaten Banyumas. Tetapi berbeda ceritanya lima tahun terakhir sekarang ini, Purbalingga perkembangannya terlihat begitu pesat jauh melejit di atas Kabupaten Banyumas. Hal tersebut berkat kepemimpinan bupati yang sudah dua periode terakhir terpilih yaitu Drs. Triyono Budi Sasongko, M.Si. Semenjak kepemimpinan bupati Triyono, Purbalingga mulai berkembang pesat. Secara fisik kondisi wilayah perkotaan Kabupaten Purbalingga berkembang pesat. Bupati Triyono mampu membangun citra sebagai “Bupati Pembangunan”. Setidak-tidaknya inilah penilaian masyarakat awam yang melihat bertebaran ikon-ikon pembangunan yang berfungsi sebagai monumen di Purbalingga. Periode kedua masa kepemimpinan Triyono bersama Heru Sudjatmoko (Wabup), ditandai dengan pembangunan bidang pariwisata, ekonomi dan perikanan.

Duet kepemimpinan ini berhasil menyulap kolam renang kecil di Kecamatan Bojongsari menjadi arena waterboom dan beberapa wahana pendukung lainya. Owabong menjadi ikon pembangunan parisiwata. Selain Owabong, pengembangan sector pariwisata lainnya adalah pembangunan beberapa objek wisata seperti Taman reptile dan insecta, Museum uang, Taman buah, Wahana wisata Iptek serta Museum artefak dan wayang. Berkat kesungguhan bupati Triyono mengembangkan sector pariwisata, bupati triyono mendapat penghargaan Indonesia Tourism 2009 dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. Berbagai strategi pemasaran dilakukan dalam rangka mengembangkan objek wisata yang ada, agar menarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata tersebut. Salah satu strategi pemasaran untuk menarik pengunjung adalah dengan membagikan voucher diskon masuk owabong secara besar-besaran untuk menarik pengunjung datang. Fasilitas yang disediakan pun, cukup banyak dan semakin hari semakin dikembangkan dengan menambah fasilitas-fasilitas yang ada. Manajemen pemeliharaan, pengembangan dan pemasarannya pun sudah terkonsep dengan baik.

Owabong sendiri sebagai salah satu ikon pembangunan pariwisata di Purbalingga didirikan menjadi sebuah perusahaan daerah dimana menjadi penyumbang PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang cukup besar untuk Purbalingga. Kemudian pada sektor ekonomi, bupati Triyono mengembangkan wilayah ekonomi segitiga emas (Segamas). Ia berhasil meyakinkan masyarakyat bahwa relokasi pasar kota ke dalam satu kawasan dengan terminal merupakan terobosan jitu untuk membangun perekonomian Purbalingga. Apalagi di kawasan yang sama juga didirikan bursa unggas dan ternak lainya. Munculnya berbagai macam objek wisata dan pasar Segamas tersebut tidak terlepas dari adanya investor asing yang menanamkan modalnya di Purbalingga. Selain di sector swasta Purbalingga juga mengembangkan sector industry. Industry yang saat ini sedang dikembangkan yaitu industry berbahan rambut yang memproduksi bulu mata dan wig.

Semboyan “Purbalingga nan unik, kota kecil penuh PMA(PENGUSAHA MODAL ASING)” bukan lagi hanya isapan jempol karena perekonomian utama Kabupaten Purbalingga saat ini ditopang oleh industri pengolahan berbahan rambut yang mayoritas memang PMA. Terbukanya lapangan kerja, naiknya daya beli masyarakat serta peningkatan pembangunan sarana publik menjadi indikasi bahwa masuknya PMA mampu merubah wajah Kabupaten Purbalingga. Kota Purbalingga yang dulu dijuluki sebagai “kota mati” kini mulai hidup. Lambat laun kegiatan ekonomi masyarakat menggeliat seiring menjamurnya PMA. Banyaknya investor yang masuk ke Purbalingga, juga membawa perubahan tersendiri dalam infrastruktur Purbalingga. Dengan adanya berbagai macam objek wisata dan industry-industri di Purbalingga berdampak pada perbaikan infrastruktur jalan di Purbalingga. Jalan-jalan yang dilewati dalam berbagai aktivitas industry dan pariwisata diperbaiki untuk memudahkan mobilisasi.

Dari hal-hal tersebut, maka tidak terlepas dari bagaimana Pemerintah Kabupaten Purbalingga melayani masyarakat atau para penanam modal dalam mengurus perijinan investasi. Pemerintah Purbalingga melakukan pelayanan prima untuk melayani setiap perijinan. Para birokrat melayani dengan sepenuh hati, berusaha untuk melayani dengan cepat dan mudah. Pelayanan perijinan dan investasi yang tadinya dilayani di beberapa kantor sekarang dilayani dalam satu kantor atau biasa disebut pelayanan satu atap (one stop service). Dengan adanya pelayanan satu atap ini pelayanan yang diberikan akan lebih cepat dan mempermudah para pengguna layanan. Pemerintah Kabupaten Purbalingga selalu berusaha untuk meningkatkan pelayanan publiknya. Bupati Triyono sendiri selalu menanamkan kepada para bawahannya (aparat pemerintah) untuk selalu memberikan pelayan yang berkualitas dan mempermudah penggunanya.

Beberapa kebijakan Pemerintah Kabupaten Purbalingga mendukung kegiatan usaha dan investasi dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan usaha dan investasi adalah (sumber: Semnas HMJ-AN 2009) :

  1. Tidak mengeluarkan kebijakan pungutan pajak / retribusi yang terlalu membebani dunia usaha

  2. Penyederhanaan prosedur dan system pelayanan perijinan / investasi

  3. Penyediaan modal usaha bagi masyarakat melalui penguatan dan pengembangan lembaga keuangan bank dan non bank

  4. Menjalin kerjasama dengan lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam penelitian dan perguruan tinggi dalam penelitian, pengkajian, dan pengembangan sumber daya manusia serta pengembangan potensi wilayah

  5. Menjalin kerjasama dengan perusahaan pengolah hasil pertanian (perikanan, peternakan, perkebunan, hortikultura, dan lain-lain)

  6. Pengembangan infrastruktur pendukung

  7. Pengelolaan lingkungan hidup yang lestari, optimal dan seimbang



Berkat kegigihan Bupati Triyono besrta jajarannya dalam mengelola pelayanan public yang prima, Pemerintah Kabupaten Purbalingga ditetapkan sebagai peringkat I di Jateng dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. Prestasi ini setidaknya menggambarkan bahwa kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah di Purbalingga secara manajerial dan tingkat capaian kinerja baik pada tataran pengambil kebijakan maupun tataran pelaksana kebijakan, sudah sesuai dengan Peraturan pemerintah nomor 3 tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), dan PP nomor 6 tahun 2008 tentang evaluasi LPPD (sumber : http//www.purbaligakab.co.id).

Perubahan-perubahan yang dilakukan oleh bupati Triyono untuk mengembangkan Purbalingga dapat dikaitkan dengan organisasi lain yang menuai kesuksesan juga yaitu organisasi yang dijalankan oleh Cacuk Sudariyanto dengan PT Telkomnya. Cacuk mengembangkan PT Telkom yang tadinya produktivitasnya rendah menjadi sebuah perusahaan yang maju. Restrukturisasi karyawan, pengembangan SDM dan peningkatan pelayanan kepada pelanggan dengan mengutamakan kepuasan pelanggan. Begitu pula dengan apa yang dilakukan oleh bupati Triyono yang melakukan perubahan di Purbalingga menjadi sebuah kabupaten yang maju dengan investasinya.

Bupati Triyono selalu menekankan kepada masyarakat untuk mencintai produk local, sedangkan kepada aparatur pemerintahannya selalu menekankan untuk memberikan pelayanan prima kepada semua pengguna layanan. Pelayanan prima di sini salah satunya yaitu dengan mempermudah akses pelayanan, tidak mempersulit. Apabila ada birokrat yang mempersulit, bupati Triyono tidak segan-segan untuk memberikan sanksi kepada birokrat tersebut. Yang diutamakan adalah kepuasan pengguna jasa layanan sehingga perubahan-perubahan berbagai sector lainnya pun mengikuti dengan pesat.

0 comments:

Post a Comment